MOSKOW – Langkah diplomasi baru kembali mencuat di tengah kebuntuan konflik Rusia-Ukraina setelah utusan khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff, melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Selasa (02/12/2025). Witkoff tidak datang sendirian; menantu Trump, Jared Kushner, turut mendampingi sebagai bagian dari rombongan yang membawa proposal damai yang telah disusun mantan presiden sekaligus kandidat kuat pemilu AS itu.
Pertemuan yang berlangsung sekitar lima jam tersebut menjadi salah satu dialog paling intens yang dilakukan Rusia dengan utusan AS selama beberapa bulan terakhir. Di saat ketegangan di medan perang kembali meningkat, kehadiran delegasi ini memberi sinyal bahwa upaya diplomatik masih terbuka, meskipun penuh tantangan.
Kirill Dmitriev, salah satu utusan Putin yang ikut dalam pembahasan, menggambarkan proses negosiasi itu sebagai pertemuan yang produktif. Ia bahkan mengunggah foto suasana diskusi yang digelar di dalam Istana Kremlin melalui akun media sosial X, menandai bahwa pertemuan berjalan terbuka dan penuh perhatian kedua pihak.
Nada positif juga datang dari Yuri Ushakov, ajudan senior Putin, yang menyebut perundingan berlangsung “konstruktif, sangat bermanfaat, dan informatif”. Ushakov menegaskan bahwa diskusi dilakukan secara menyeluruh, khususnya mengenai berbagai kemungkinan penyelesaian konflik. Namun demikian, ia mengakui belum ada kompromi apa pun yang dicapai dengan Ukraina. “Beberapa poin proposal Trump dapat diterima, sementara yang lainnya tidak,” kata Ushakov.
Proposal damai Trump yang disebut-sebut berisi 28 poin memang menimbulkan respons beragam. Ukraina serta sebagian besar sekutu Eropa telah menolak sejumlah poin yang dianggap terlalu menguntungkan Rusia, terutama terkait penyerahan wilayah isu paling sensitif dalam konflik yang sudah berlangsung hampir tiga tahun tersebut.
Ushakov menambahkan bahwa Rusia juga telah menerima empat dokumen tambahan selain proposal utama dari Trump. Ia menegaskan bahwa isu teritorial tetap menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembahasan, mengingat Rusia menilai status wilayah yang disengketakan harus menjadi dasar penyusunan perjanjian jangka panjang.
Sementara itu, medan perang di Ukraina masih menunjukkan dinamika yang kontras dengan upaya diplomatik. Laporan terbaru menyebut pasukan Rusia terus menekan pertahanan Ukraina, khususnya di kawasan timur. Situasi di Donetsk dilaporkan semakin tidak seimbang, dengan ribuan prajurit Ukraina disebut terkepung dalam manuver pasukan Rusia.
Dalam waktu hampir bersamaan, portal berita Axios melaporkan bahwa Witkoff dan Kushner direncanakan bergerak menuju Eropa pada Rabu. Mereka dijadwalkan memberikan pengarahan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengenai isi pembahasan dengan Putin, termasuk respons Rusia terhadap proposal damai tersebut. Pertemuan lanjutan ini dianggap penting untuk menguji apakah Kyiv bersedia mempertimbangkan detail yang dibawa utusan Trump, meski banyak pihak memperkirakan posisi Ukraina tetap keras terkait isu teritorial.
Dengan rangkaian pertemuan maraton ini, diplomasi kembali menjadi pusat perhatian meski bayang-bayang pertempuran masih terus menyelimuti wilayah konflik. Baik Rusia maupun AS kini berada pada titik yang dapat membuka peluang dialog lanjutan, namun keberhasilan proses ini tetap bergantung pada kesiapan Ukraina dan posisi negara-negara pendukungnya. []
Diyan Febriana Citra.

