JAKARTA — Pimpinan DPR bersama Komisi I DPR RI menggelar rapat tertutup dengan Badan Intelijen Nasional (BIN) serta sejumlah lembaga intelijen lain di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (03/12/2025). Pertemuan ini digelar untuk membahas langkah-langkah preventif agar kerusuhan yang terjadi pada Agustus 2025 tidak terulang kembali.
Rapat ini merupakan agenda Tim Pengawas Intelijen DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, dan dihadiri oleh Pimpinan Komisi I DPR serta anggota tim pengawas. Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menegaskan bahwa rapat ini difokuskan pada perbaikan prosedur dan koordinasi antar-lembaga intelijen.
“Hasilnya perbaikan ini lah, supaya keadaan Agustus tidak terulang lagi gitu aja,” ujarnya usai rapat.
Seluruh pimpinan lembaga intelijen hadir, mulai dari Kepala BIN, Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri, hingga para Sekretaris Utama (Sestama) lembaga terkait. Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkuat koordinasi dan sinergi antar-institusi dalam menghadapi potensi gangguan keamanan nasional.
Utut menambahkan, banyak masukan dan rekomendasi disampaikan dalam rapat terkait penguatan kemampuan intelijen, tetapi ia tidak merinci isi pertemuan karena bersifat tertutup.
“Rapatnya tertutup, jadi tidak bisa saya jelaskan secara detail kepada wartawan,” katanya.
Tim Pengawas Intelijen DPR RI sendiri dibentuk pada Desember 2024 dengan tujuan memberikan pengawasan lebih intens terhadap kinerja intelijen negara. Ketua DPR saat itu, Puan Maharani, menyatakan bahwa tim ini hadir sebagai representasi rakyat untuk memastikan lembaga intelijen menjalankan fungsi pokoknya tanpa menyimpang dari tugas.
Pembentukan tim ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara. Total ada 13 anggota yang dilantik, dengan lima di antaranya menempati posisi pimpinan. Kehadiran Tim Pengawas Intelijen dianggap penting karena memberi DPR akses langsung terhadap informasi strategis dan peringatan dini yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Sufmi Dasco Ahmad menekankan bahwa rapat kali ini adalah langkah konkret DPR untuk meningkatkan koordinasi antar-lembaga, sekaligus memastikan bahwa pengalaman pahit pada Agustus 2025 tidak terulang. Ia berharap masukan yang diberikan dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan, mulai dari mitigasi risiko hingga penanganan cepat jika muncul potensi kerusuhan.
Rapat ini juga menjadi momentum bagi DPR dan lembaga intelijen untuk menyamakan persepsi mengenai ancaman keamanan dalam negeri dan memperkuat mekanisme pengawasan sehingga sistem intelijen negara berjalan efektif, transparan, dan akuntabel. []
Diyan Febriana Citra.

