JAKARTA – Wilayah Jayawijaya, Papua, kembali diguncang gempa bumi pada Kamis (04/12/2025) dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa tersebut memiliki kekuatan magnitudo 4,2 dengan kedalaman mencapai 127 kilometer. Informasi awal mengenai gempa itu disampaikan melalui akun X resmi BMKG pada pukul 02.19 WIB.
Dalam laporan singkatnya, BMKG menuliskan, “Gempa Mag:4,2.” Gempa berpusat di laut dengan jarak sekitar 53 kilometer arah timur laut Jayawijaya, Papua. Titik koordinat gempa berada pada 3,56 derajat Lintang Selatan dan 139,00 derajat Bujur Timur. Dengan kedalaman menengah 127 kilometer, gempa tersebut termasuk kategori gempa tektonik yang berasal dari aktivitas subduksi lempeng di wilayah Papua.
Hingga laporan ini disusun, belum ada informasi mengenai adanya kerusakan maupun dampak terhadap masyarakat di sekitar Jayawijaya. Meski demikian, wilayah Papua memang kerap mengalami gempa bumi akibat kondisi tektonik yang kompleks, sehingga aktivitas seismik di area tersebut bukan hal yang baru bagi BMKG maupun pemerintah daerah.
BMKG juga menyampaikan bahwa data yang dirilis bersifat awal dan bisa saja berubah. Dalam keterangannya, lembaga tersebut menegaskan, “Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data.” Informasi semacam ini lazim diberikan untuk gempa-gempa yang dirasakan atau terjadi di kawasan rawan aktivitas lempeng.
Meski gempa termasuk dalam kategori magnitudo kecil hingga menengah, laporan cepat dari BMKG menjadi bagian penting dari upaya mitigasi bencana. Di sejumlah wilayah rawan gempa, informasi dini dari BMKG memungkinkan aparat daerah dan masyarakat untuk tetap waspada, terutama jika terjadi gempa susulan. Pemerintah daerah Jayawijaya sebelumnya juga telah beberapa kali mengimbau masyarakat untuk memahami langkah-langkah kesiapsiagaan gempa, mengingat kawasan Papua memiliki riwayat aktivitas seismik yang cukup sering.
Selain itu, publikasi data cepat seperti ini juga membantu memperkuat literasi kebencanaan di masyarakat. Dengan memahami penyebab dan karakteristik gempa, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dalam menghadapi potensi risiko yang mungkin muncul sewaktu-waktu. Dalam beberapa tahun terakhir, BMKG terus meningkatkan sistem deteksi gempa dan memperluas jaringan seismograf di Indonesia Timur guna memastikan data gempa dapat dipantau dan dilaporkan lebih akurat.
Hingga kini, BMKG belum mengeluarkan peringatan potensi tsunami karena parameter gempa tidak menunjukkan risiko tersebut. Aktivitas masyarakat di Jayawijaya dilaporkan tidak mengalami gangguan yang signifikan. Namun, masyarakat tetap diminta waspada dan menunggu pembaruan data apabila terjadi perubahan parameter gempa. []
Diyan Febriana Citra.

