Trade AI Diluncurkan, Impor Kini Diawasi Mesin Cerdas

Trade AI Diluncurkan, Impor Kini Diawasi Mesin Cerdas

Bagikan:

JAKARTA – Upaya modernisasi sistem pengawasan impor di Indonesia memasuki babak baru setelah Kementerian Keuangan memperkenalkan teknologi mutakhir yang dikembangkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa instansinya kini tengah memfinalisasi penggunaan platform kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama Trade AI, sebuah sistem yang dirancang untuk memperkuat kontrol terhadap arus barang dari luar negeri.

Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/12/2025), Purbaya menjelaskan bahwa sistem tersebut merupakan jawaban atas berbagai celah dalam proses impor yang selama ini rawan dimanfaatkan oknum untuk melakukan manipulasi.

Ia menuturkan, “Ini adalah sistem berbasis kecerdasan artifisial untuk memperkuat pengawasan impor. Trade AI bisa mendeteksi under-invoicing, over-invoicing, hingga potensi pencucian uang berbasis perdagangan.”

Trade AI dipersiapkan sebagai alat yang bukan hanya bekerja membaca dokumen, tetapi juga menilai kejanggalan secara komprehensif. Dalam pengembangannya, sistem ini dipersenjatai kemampuan menganalisis nilai pabean, memeriksa klasifikasi barang, memvalidasi keabsahan dokumen, memastikan asal barang, hingga memberikan rekomendasi terkait profil risiko importir. Seluruh komponen tersebut diharapkan memperkuat efektivitas pengawasan yang selama ini bergantung pada verifikasi manual dan pemeriksaan acak.

Lebih jauh, Purbaya menjelaskan bahwa Trade AI akan terhubung langsung dengan CEISA 4.0, sistem layanan kepabeanan yang menjadi tulang punggung transaksi digital DJBC. Integrasi ini diharapkan membuat proses pengambilan keputusan di lapangan lebih cepat, presisi, dan minim kesalahan manusia. Selain itu, sinergi tersebut dinilai membuka peluang untuk menekan praktik penyelundupan yang kerap memanfaatkan kelemahan administrasi.

Dukungan penuh pemerintah terhadap pembaruan sistem ini bukan tanpa alasan. Menurut Purbaya, Presiden telah memberikan perhatian serius terhadap pembenahan Bea Cukai, termasuk mengeluarkan ultimatum yang sempat menjadi sorotan publik. Ia mengungkapkan bahwa ancaman pembekuan itu justru menjadi pemicu percepatan inovasi internal.

“Rupanya memang orang bea cukai pintar-pintar, hanya tinggal digebukin aja. Gebuk-gebuk, 2 minggu keluar. Ini 2 minggu pengembangan AI seperti ini, saya bilang amat canggih. Saya tadinya hampir gak percaya, jadi orang kita cukup pintar,” ujarnya.

Komentar tersebut menggambarkan bahwa transformasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga proses reformasi menyeluruh yang menuntut percepatan dan ketegasan. Dengan adanya Trade AI, sistem pengawasan impor diharapkan lebih transparan dan mampu meminimalkan potensi manipulasi harga maupun dokumen yang bisa merugikan negara.

Meski masih dalam tahap penyempurnaan, kehadiran Trade AI disebut menjadi salah satu langkah penting menuju modernisasi layanan kepabeanan. Pemerintah berharap teknologi ini dapat menjadi fondasi kuat untuk meningkatkan integritas, efisiensi, dan kepercayaan publik terhadap proses pengawasan impor yang selama ini menjadi sorotan karena rentan praktik curang. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Nasional