JAKARTA – Aparat kepolisian meningkatkan kesiapsiagaan untuk menjaga ketertiban umum dan kelancaran arus lalu lintas menyusul rencana pelaksanaan tiga aksi unjuk rasa di wilayah Jakarta Pusat pada Senin (15/12/2025). Langkah antisipatif ini dilakukan untuk memastikan aktivitas masyarakat tetap berjalan normal di tengah agenda penyampaian aspirasi oleh sejumlah kelompok.
Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Ruslan Basuki menjelaskan bahwa tiga titik utama diperkirakan menjadi lokasi berkumpulnya massa aksi sejak pagi hingga siang hari. Aksi pertama dijadwalkan berlangsung di kawasan Sawah Besar, tepatnya di depan Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng Selatan.
“Pagi ada unjuk rasa dari Komite Rakyat Bersatu di Hotel Borobudur Jalan Lapangan Banteng Selatan Sawah Besar,” ujar Ruslan dalam keterangan tertulis pada Senin.
Selain itu, unjuk rasa kedua direncanakan digelar oleh Gerakan Aktivis Mahasiswa Islam Indonesia bersama sejumlah elemen massa lainnya. Aksi tersebut akan terpusat di kawasan Gambir, yang dikenal sebagai salah satu titik vital pemerintahan dan lalu lintas di Jakarta Pusat. Kehadiran massa di wilayah ini diperkirakan berpotensi menimbulkan kepadatan, mengingat kawasan Gambir kerap dilalui kendaraan menuju pusat kota dan sekitarnya.
Sementara itu, aksi unjuk rasa ketiga akan digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ibnu Chaldun Jakarta. Massa direncanakan menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan. Lokasi tersebut merupakan salah satu kawasan strategis nasional yang sering menjadi tujuan aksi demonstrasi, sehingga pengamanan ekstra disiapkan untuk mencegah gangguan keamanan maupun kemacetan berkepanjangan.
Untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan berjalan kondusif, Polres Metro Jakarta Pusat mengerahkan 993 personel gabungan. Personel tersebut disiagakan di berbagai titik, baik di sekitar lokasi unjuk rasa maupun di ruas-ruas jalan utama yang berpotensi terdampak pergerakan massa.
Menurut Ruslan, pihak kepolisian akan menerapkan rekayasa lalu lintas secara situasional. Artinya, pengalihan arus kendaraan tidak diberlakukan secara permanen, melainkan disesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan, termasuk jumlah massa dan dinamika aksi yang berlangsung.
Kepolisian juga mengedepankan pendekatan persuasif dalam pengamanan, dengan tetap menghormati hak warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Di sisi lain, kepolisian menegaskan pentingnya menjaga ketertiban agar aktivitas masyarakat lainnya tidak terganggu.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk menghindari kawasan sekitar lokasi unjuk rasa, khususnya bagi pengguna jalan yang tidak memiliki kepentingan di area tersebut.
“Warga bisa mencari jalan alternatif lain selama unjuk rasa berjalan,” tuturnya.
Imbauan ini ditujukan agar masyarakat dapat mengatur waktu dan rute perjalanan dengan lebih baik, sehingga tidak terjebak kemacetan. Kepolisian juga mengingatkan pengguna jalan untuk mengikuti arahan petugas di lapangan serta memantau informasi lalu lintas melalui saluran resmi.
Dengan kesiapan personel dan koordinasi lintas instansi, kepolisian berharap seluruh aksi unjuk rasa dapat berlangsung aman, tertib, dan damai, tanpa menimbulkan gangguan signifikan terhadap aktivitas publik di Jakarta Pusat. []
Diyan Febriana Citra.

