Seskab Teddy Terima Kepala BMKG Bahas Cuaca Akhir Tahun

Seskab Teddy Terima Kepala BMKG Bahas Cuaca Akhir Tahun

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah memperkuat langkah mitigasi bencana hidrometeorologi menjelang libur akhir tahun 2025 dengan menyiapkan sejumlah skenario antisipatif, salah satunya melalui penerapan teknologi modifikasi cuaca. Langkah ini diambil untuk menekan risiko hujan berintensitas tinggi yang berpotensi mengganggu keselamatan masyarakat serta aktivitas mobilitas selama periode liburan Natal dan Tahun Baru.

Upaya tersebut dibahas dalam pertemuan antara Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani di Kantor Sekretariat Kabinet, Jakarta, Senin (22/12/2025). Pertemuan ini menjadi bagian dari koordinasi lintas lembaga guna memastikan kesiapan pemerintah menghadapi dinamika cuaca ekstrem yang diprediksi meningkat pada penghujung tahun.

“Salah satu bahasannya adalah mengenai prakiraan curah hujan dan kondisi cuaca selama masa libur akhir tahun,” demikian petikan pernyataan resmi Setkab.

Dalam kesempatan tersebut, BMKG memaparkan hasil pemantauan terbaru terkait perkembangan cuaca nasional. Data yang dihimpun menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah, seiring masuknya Indonesia ke periode puncak musim hujan. Kondisi ini dinilai perlu diantisipasi secara serius mengingat tingginya mobilitas masyarakat selama libur panjang akhir tahun.

BMKG juga menyampaikan langkah-langkah kesiapsiagaan yang telah disiapkan, termasuk penguatan sistem peringatan dini serta koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait. Fokus mitigasi tidak hanya diarahkan pada kawasan perkotaan padat penduduk, tetapi juga pada daerah-daerah yang sebelumnya telah mengalami bencana akibat cuaca ekstrem.

Perhatian khusus diberikan pada wilayah Sumatera, terutama daerah yang masih dalam tahap pemulihan pascabencana. Pemerintah berupaya mencegah terulangnya kejadian serupa yang dapat memperparah kondisi sosial dan ekonomi masyarakat setempat.

“BMKG menyiapkan langkah antisipasi, termasuk modifikasi cuaca untuk mencegah sebisa mungkin turun hujan tinggi yang tidak terkontrol di Sumatera, terutama daerah terdampak bencana,” katanya.

Selain Sumatera, sejumlah wilayah strategis lain seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara juga masuk dalam prioritas pemantauan. Wilayah-wilayah tersebut dinilai memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap genangan, banjir, dan longsor, terutama di jalur transportasi utama, kawasan wisata, serta permukiman penduduk.

BMKG memprediksi potensi cuaca ekstrem akan meningkat mulai 22 Desember 2025 hingga awal Januari 2026. Fenomena ini dipengaruhi oleh aktifnya sistem atmosfer global serta kemunculan bibit siklon yang dapat memperkuat pembentukan awan hujan. Dampaknya tidak hanya berupa hujan lebat, tetapi juga disertai kilat dan angin kencang yang berisiko menimbulkan gangguan keselamatan.

Pemantauan cuaca dilakukan secara intensif dan berkelanjutan sebagai bagian dari strategi mitigasi nasional. Informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat melakukan perjalanan mudik atau berwisata.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi resmi dari BMKG serta mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan aparat terkait. Dengan langkah antisipatif yang terkoordinasi, diharapkan dampak cuaca ekstrem selama libur akhir tahun dapat diminimalkan dan keselamatan publik tetap terjaga. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Hotnews Nasional