Kecelakaan Pesawat di Turki Tewaskan Kepala Staf Militer Libya

Kecelakaan Pesawat di Turki Tewaskan Kepala Staf Militer Libya

Bagikan:

ANKARA – Tragedi penerbangan terjadi di Turki pada Selasa (23/12/2025) malam setelah sebuah jet pribadi yang membawa Kepala Staf Angkatan Bersenjata Libya, Ali Al Haddad, mengalami kecelakaan fatal. Pesawat tersebut dilaporkan jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ankara, menewaskan seluruh penumpang dan awak di dalamnya.

Insiden ini langsung menyita perhatian internasional mengingat posisi strategis Al Haddad dalam struktur militer Libya. Ia diketahui sedang melakukan perjalanan resmi ketika pesawat jet pribadi yang ditumpanginya mengalami gangguan teknis hingga akhirnya hilang dari pantauan radar.

Kepala Pemerintahan Kesepakatan Nasional Libya (Government of National Accord/GNA), Abdul Hamid Dbeibah, mengonfirmasi bahwa tidak ada korban selamat dalam kecelakaan tersebut. Ia menyampaikan bahwa Ali Al Haddad bersama seluruh orang di dalam pesawat meninggal dunia.

Pernyataan senada juga disampaikan oleh Kepala Direktorat Komunikasi Istana Kepresidenan Turki, Burhanettin Duran. Ia memastikan bahwa seluruh penumpang dan awak pesawat tewas dalam peristiwa nahas tersebut.

Menurut Duran, total terdapat delapan orang di dalam pesawat, terdiri atas Ali Al Haddad, empat anggota rombongannya, serta tiga kru pesawat. Pesawat tersebut diketahui lepas landas dari Bandara Esenboga, Ankara, sebelum akhirnya mengalami keadaan darurat.

“Pada 23 Desember 2025, sebuah jet pribadi yang membawa Kepala Staf Umum Libya Jenderal Mohammed Ali Ahmed Al Haddad, empat anggota rombongannya, dan tiga kru pesawat lepas landas dari Bandara Esenboga pukul 20.17. Pukul 20.33, pesawat melaporkan keadaan darurat akibat kerusakan kelistrikan kepada petugas air traffic control dan meminta pendaratan darurat,” kata Duran, di media sosial X, dikutip Rabu (24/12/2025).

Setelah menyampaikan kondisi darurat tersebut, pesawat diarahkan kembali menuju Bandara Esenboga untuk melakukan pendaratan darurat. Proses penurunan ketinggian sempat terpantau oleh petugas pengatur lalu lintas udara. Namun, situasi berubah drastis ketika pesawat tiba-tiba menghilang dari radar.

Duran menjelaskan bahwa kontak terakhir dengan pesawat terjadi pada pukul 20.36 waktu setempat. Sejak saat itu, pihak berwenang Turki segera mengerahkan operasi pencarian dan penyelamatan.

“Setelah operasi pencarian yang dilakukan oleh tim yang berafiliasi dengan Kementerian Dalam Negeri, puing-puing pesawat ditemukan,” kata Duran.

Ia menambahkan bahwa seluruh instansi terkait di Turki bergerak cepat dan terkoordinasi dalam menangani peristiwa tersebut, mulai dari pencarian lokasi jatuhnya pesawat hingga pengamanan area kejadian.

“Semua lembaga terkait dengan cermat melanjutkan tugas yang diperlukan,” kata Duran.

Hingga kini, otoritas Turki belum merilis laporan resmi mengenai penyebab pasti kecelakaan. Namun, informasi awal menunjukkan bahwa kerusakan sistem kelistrikan menjadi faktor utama yang memicu keadaan darurat sebelum pesawat jatuh. Investigasi lanjutan akan dilakukan oleh otoritas penerbangan sipil Turki bekerja sama dengan pihak terkait dari Libya.

Kematian Ali Al Haddad dinilai sebagai kehilangan besar bagi Libya, terutama di tengah situasi politik dan keamanan yang masih rapuh. Pemerintah Libya diperkirakan akan segera menunjuk pejabat pengganti sementara sambil menunggu proses internal lebih lanjut. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional