JAKARTA – Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Leo XIV, kembali menyuarakan seruan moral kepada komunitas internasional dengan menyerukan gencatan senjata global pada peringatan Hari Natal, Rabu (24/12/2025). Seruan tersebut disampaikan sebagai refleksi atas meningkatnya eskalasi konflik bersenjata di berbagai belahan dunia, yang dinilai semakin menjauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian.
Momentum Natal, yang secara universal dipahami sebagai perayaan kasih, persaudaraan, dan harapan, dipandang Paus sebagai waktu yang tepat untuk menghentikan kekerasan, meski hanya sementara. Paus Leo XIV menekankan bahwa gencatan senjata bukan sekadar langkah simbolik, melainkan jeda kemanusiaan yang dapat membuka ruang dialog dan memperkecil penderitaan warga sipil yang terdampak perang.
Namun, harapan tersebut tidak sepenuhnya mendapat respons positif. Rusia dilaporkan menolak permintaan gencatan senjata atau truce yang diharapkan dapat meredakan ketegangan di sejumlah wilayah konflik. Penolakan ini menjadi sumber keprihatinan mendalam bagi Paus Leo XIV, terutama karena terjadi menjelang Hari Raya Natal yang sarat dengan pesan damai.
Permintaan gencatan senjata global itu sejatinya ditujukan untuk memberi kesempatan bagi akses bantuan kemanusiaan, perlindungan terhadap kelompok rentan, serta membuka jalur diplomasi yang selama ini tertutup oleh konflik bersenjata. Dalam konteks tersebut, Paus menilai bahwa penghentian sementara permusuhan dapat menjadi titik awal bagi upaya perdamaian yang lebih berkelanjutan.
Penolakan Rusia terhadap seruan tersebut memunculkan kekecewaan di kalangan komunitas internasional, terutama para pegiat kemanusiaan dan pemuka agama. Situasi ini memperlihatkan bahwa pertimbangan politik dan kepentingan strategis masih sering mengalahkan nilai kemanusiaan, bahkan pada momen keagamaan yang sakral.
Paus Leo XIV menegaskan bahwa suara moral Gereja akan terus disampaikan, meskipun tidak selalu direspons oleh aktor-aktor politik global. Ia memandang peran pemimpin agama bukan sebagai penentu kebijakan, melainkan sebagai penjaga nurani dunia yang terus mengingatkan pentingnya martabat manusia dan penghormatan terhadap kehidupan.
Seruan Paus tersebut juga mencerminkan kegelisahan atas dampak panjang konflik bersenjata terhadap generasi mendatang. Perang tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga menghancurkan tatanan sosial, memperparah krisis pengungsi, serta meninggalkan trauma mendalam bagi anak-anak dan masyarakat sipil.
Dalam konteks global yang penuh ketidakpastian, Paus Leo XIV mengajak seluruh pihak, baik negara-negara besar maupun kecil, untuk menempatkan kemanusiaan di atas kepentingan politik jangka pendek. Menurutnya, perdamaian tidak akan terwujud tanpa keberanian untuk menghentikan kekerasan dan membuka ruang dialog, sekecil apa pun langkah awal tersebut.
Pernyataan Paus Leo XIV mengenai seruan gencatan senjata global ini disiarkan dalam program Squawk Box CNBC Indonesia pada Rabu, 24 Desember 2025. Melalui siaran tersebut, pesan Paus diharapkan dapat menjangkau audiens global dan kembali mengingatkan dunia akan makna sejati Natal sebagai perayaan damai dan harapan bagi umat manusia. []
Diyan Febriana Citra.

