SANGGAU – Rutan Klas IIB Sanggau dalam sepekan terakhir menemukan sejumlah kasus yang melibatkan para binaan. Misalnya, pada Kamis (15/10) ditemukan ganja kering milik EDP salah seorang tahanan narkoba.
Menurut Kepala Kesatuan Pengamanan (KKP) Rutan Klas IIB Sanggau, pada hari yang sama, tetapi waktu berbeda, upaya bunuh diri dilancarkan Ruslan alias Joy salah seorang tahanan yang merupakan residivis spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
“Kejadian bermula pada Kamis malam sekitar pukul 20.00 WIB, petugas kita menemukan Joy sedang bergantung,” ungkap M Khalil.
Ditambahkan, Joy memang kerap berulah, hingga akhirnya dipisahkan dengan penghuni Rutan yang lain. “Yang bersangkutan memang kita pisahkan, hal itu dilakukan lantaran, jika digabungkan dengan penghuni lain, Joy tidak segan-segan untuk memeras bahkan melakukan pemukulan. Nah, itulah yang kami hindari, makanya yang bersangkutan hanya sendirian dan tidak digabung dengan tahanan lain,” bebernya.
Dibeberkan, upaya bunuh diri dilakukan oleh Joy itu dengan menggunakan kain sarung yang digantungkan di lehernya.
“Sebelum dibuka kunci kamar tempat Joy ditahan dalam keadaan menggantungkan diri dengan kain sarung. Tetapi masih dipegang kedua tangannya untuk menahan. Joy seperti cari perhatian. Upaya bunuh diri itu sudah dilakukan tak hanya sekali ini,” terangnya.
Khalil menduga upaya bunuh diri yang hendak dilakukan Joy lantaran stres karena hukuman yang harus dijalani cukup lama karena berbagai kasus.
Untuk itu, pihaknya telah mengamankan barang-barang milik Joy untuk mencegah upaya bunuh diri kembali dilakukannya. “Pokoknya kain-kain yang panjang milik Joy kami amankan, pengawasan terhadapnya pun akan ditingkatkan,” tegasnya.
Bukan itu saja, kata Khalil, pada Sabtu (17/10) pagi digelar razia dan pihaknya menemukan sebanyak 11 handpone ditemukan dari para penghuni Rutan beserta charger-nya.
Tak hanya handphone, petugas juga menemukan alat yang digunakan untuk judi “kolok-kolok”.Khalil tak menampik, dari temuan alat komunikasi yang digunakan oleh para tahanan itu juga didapat dari penghuni Rutan dengan kasus narkoba.
“Memang beberapa berasal dari kamar dengan kasus narkoba. Barang-barang tersebut disembunyikan baik di dalam ember maupun tempat lainnya. Ada juga yang belum diketahui siapa pemilik barang yang kami dapatkan itu,” ungkapnya.
Terkait dengan temuan-temuan tersebut, menurut Khalil, pengamanan yang dilakukan oleh pihak Rutan sudah dilakukan dengan maksimal. Hanya saja berbagai kendala dan keterbatasan yang ada dapat dimanfaatkan oleh para penghuni Rutan.
“Kami sudah melakukan pengawasan dengan maksimal. Hanya saja, kami masih dihadapkan dengan berbagai keterbatasan,” pungkasnya.
Terkait dengan temuan yang ada di dalam Rutan, Zainuri, SH salah seorang praktisi hukum di Kabupaten Sanggau mengatakan pengawasan di dalam Rutan harus ditingkatkan.
“Petugas Rutan perlu ditambah mengingat jumlahnya yang tidak sebanding dengan penghuni. Kalau personilnya kurang bagaimana mau mengawasi jumlah penghuni Rutan yang banyak itu,” cetusnya.
Menurut Zainuri, untuk meningkatkan pengawasan di Rutan harus dilengkapi dengan detektor agar bisa mendeteksi barang bawaan pengunjung.
“Bila perlu closed circuit television (CCTV) dipasang di setiap sudut yang ada di Rutan, jadi mudah untuk mengawasi dan memantau gerak-gerik narapidana maupun tahanan,” ungkapnya. [] ANT