Balikpapan disebut sebagai salah satu kota yang rawan terjadi musibah pelayaran dan penerbangan. Mengingat kota ini banyak memiliki perusahaan pelayaran rakyat dan jadwal penerbangan yang padat di Bandara Sepinggan. Sementara masih banyak armada, baik pesawat maupun kapal yang belum dilengkapi sistem deteksi dini kecelakaan.
“Kami sudah teken MoU (Memorandum of Understanding) dengan Menteri Perhubungan, bahwa pesawat yang tidak dilengkapi dengan ELT (Emergency Locator Transmitter) tidak diizinkan untuk terbang. Saat ini sedang dibahas RUU, makanya kami sosialisasikan supaya tak hanya pesawat, semua kapal juga dilengkapi dengan ELT dan terdaftar di Basarnas,” kata Direktur Komunikasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Sutono di Grand Senyiur, kemarin (3/6).
Dalam sosialisasi sistem deteksi dini ini dijelaskan tentang cara registrasi beacon dan peralatan deteksi dini, sistem operasi SAR, penggunaan ELT, penggunaan EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon), serta manfaat penggunaan EPIRB dalam transportasi penyeberangan sungai.
“Ketika peralatan itu terpasang pada armada, kemudian terjadi musibah pada armada tersebut, ELT akan secara otomatis memancarkan signal 406 MHz yang akan diterima oleh satelit. Satelit itu yang akan memancarkan kembali dan memberi informasi pada SAR terdekat mengenai lokasi pasti terjadinya musibah. Sehingga respons time akan lebih cepat untuk pertolongan,” tambahnya.
Tak hanya itu, dengan pemasangan peralatan ini akan langsung diketahui identitas pemilik armada yang mengalami musibah. [] RedFj/KP
Serba-Serbi