Perkiraan salah satu pekerja ruko, Tambianto (44) asal Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), kalau ruko tersebut akan runtuh terbukti. Tepat sekitar lima menit setelah dia mengingatkan pekerja lain agar tidak memeriksa tiang ke empat dan lima lantai satu yang retak dan ambles.
Diceritakan Tamborianto (44), pengecoran lantai tiga mulai dilakukan Senin (2/6) sekitar pukul 09.30 Wita. Namun saat itu yang mengerjakan pekerja sekitar 20 orang yang bukan kelompoknya. Pekerjaan grup pertama selesai sekitar pukul 19.00 Wita. Setelah itu berlanjut gilirannya bersama 10 pekerja lainnya Selasa (3/6) sekitar pukul 05.00 subuh.
Sebelumnya, sekitar pukul 02.00 Wita dini hari, adik korban Sanuri (38), sempat memberitahu kalau terjadi getaran seperti gempa di bagian tengah gedung. Tapi informasi dari Saburi tidak terlalu ditanggapinya karena dinilai hanya perasaannya saja. “Saya bilang tidak mungkin ada gempa. Di Samarinda tidak ada Gunung kayak di Jawa,” tuturnya.
Setelah selesai bekerja, Tamborianto masih sempat mandi dan ganti baju lalu masak. Lalu terdengar pekerja lain memberitahu ada tiang yang ambles dan lainnya retak. Yakni bagian dalam antara tiang ke empat dan lima. “Saya sudah sempat ingatkan pekerja yang lain. Saya bilang jangan ke sana itu bahaya. Cepat keluar,” katanya.
Setelah mengingatkan rekan-rekannya, dia naik ke pondokan tempat dia tidur, tepat di samping bangunan untuk mengambil sisir. Berselang lima menit setelah mengingatkan teman-temanya, terdengar suara gemuruh. Ruko berlantai tiga tersebut runtuh dan menimpa pakerja baik yang sedang tidur-tiduran di dalam maupun yang memeriksa tiang retak tadi. “Saya panik bingung mau keluar lewat mana. Terpaksa saya jebol dinding pondok dan loncat dari lantai dua,” ujar buruh yang sudah 3 bulan bekerja di proyek tersebut.
Pekerja lain yang diwawancarai wartawan, Eko (19) yang sudah 4 bulan bekerja asal Ponorogo, mengaku sedang tidur di pondok sebelum kejadian. Saat bangunan roboh, dia langsung terbangun dan ikut melarikan diri. Hal senada juga disampiakan Chandra (24). Dia kelelahan karena bekerja hingga pukul 05.00 Wita. Terkejut ketika tidur, dia juga sempat menyelamatkan diri karena tidur di pondok. “Kami panik dan tidak sempat memikirkan apa-apa selain lari,” urai Chandra. [] RedFj/SP