SINGKAWANG (Berita Borneo)-Upaya pembangunan proyek PLTU Parit Baru Site Bengkayang yang dilaksanakan oleh PLN UIP Kalbagbar kini memasuki tahap akhir. Kedua unit mesin PLTU masing-masing berkapasitas 50 MW ini telah masuk pada sistem interkoneksi kelistrikan Khatulistiwa. Unit 1 masuk pada bulan Desember 2018 lalu, sedangkan unit 2 telah masuk sistem pada bulan Juli 2019 kemaren.
Menurut General Manager PLN UIP Kalbagbar, Rachmad Lubis, masuknya 2 unit mesin PLTU berkapasitas 2 X 50 MW ini pastinya akan semakin memperkuat sistem kelistrikan Khatulistiwa.
“Selain meningkatkan keandalan sistem kelistrikan Khatulistiwa, pengoperasian 2 unit mesin PLTU berkapasitas 2 X 50 MW ini pastinya akan menekan biaya pokok produksi listrik di Kalbar sebab seluruh mesin PLTD yang berbahan bakar solar yang notabene berbiaya mahal akan dihentikan pengoerasiannya. Kalau dihitung secara matematis, beroperasinya 2 unit mesin PLTU berkapasitas 2 X 50 MW berarti PLN dapat melistriki sekitar 90 ribu lebih pelanggan baru dengan daya rata-rata 1.300 VA,” jelas Rachmad Lubis.
Dikatakannya pula, keberadaan PLTU Parit Baru Site Bengkayang ini diharapkan juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar sebab akan menyerap tenaga kerja lokal yang berasal dari masyarakat sekitar.
Untuk masyarakat yang berada disekitar lokasi PLTU telah dilaksanakan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui bantuan dana CSR yang digulirkan sejak tahun 2016 lalu.
Program CSR tersebut antara lain pemberdayaan masyarakat nelayan dan bantuan perlengkapan nelayan, bantuan sarana ibadah, kesehatan serta olahraga bagi masyarakat sekitar PLTU, dan program lainnya.
“Pada bulan Mei 2019 lalu kami juga telah melaksanakan pelatihan Teknisi sepeda motor bagi bagi anak-anak muda yang berada disekitar PLTU. Kami berharap masyarakat yang berada disekitar lokasi PLTU juga mendapatkan manfaat dan keberkahan dari keberadaan PLTU tersebut,” ungkap Lubis.
Sementara menurut Benaya S. Winowoda, Manager PLN UPP Kitring KBB3, PLTU Parit Baru Site Bengkayang
sebelum dioperasikan, tes yang telah dilaksanakan sebelumnya antara lain tes pembebanan (load test), tes keandalan pembangkit selama 30 hari (reliability run test), dan juga tes unjuk performa pembangkit (performance test) yang dilakukan untuk memastikan kemampuan maksimal unit pembangkit.
Meskipun secara seremonial belum diresmikan, PLTU seluas 45 hektar ini telah mampu tersambung dengan sistem kelistrikan yang ada. Dengan pasokan listrik yang semakin baik di Sistem Kelistrikan Khatulistiwa ini nantinya dapat meningkatkan iklim positif berinvestasi dan mendorong kemajuan ekonomi di Kalimantan Barat. (Rachmat Effendi)