SINTANG (Berita Borneo)-Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang telah membangun tambatan perahu yang berlokasi di Desa Sungai Ana, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang yang diperkirakan menelan dana ratusan juta rupiah bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Afirmasi Bidang Transportasi tahun 2017. Namun sampai sekarang bangunan tersebut mubazir tidak ada azas manfaatnya bagi warga masyarakat setempat, hanya pemborosan uang negara.
Menurut warga setempat airnya kering dan dibawahnya banyak pasir, mengakibatkan tambatan perahu tidak bisa menambat atau merapatkan perahu warga, terkesan bangunan tersebut tidak berfungsi alias mubazir.
Diperoleh keterangan warga setempat kepada beritaborneo.com mengatakan bangunan Tambatan Perahu itu sudah berjalan dua tahun dibangun sejak tahun 2017, tapi sampai sekarang tahun 2019 tidak difungsikan. Karena airnya kering dan dibawahnya banyak tumpukan pasir yang menggunung dan berserakan.
Ketika ditanya darimana pasir itu datangnya, warga yang namanya tidak mau disebutkan namanya mengatakan dari para pekerja penambang emas yang mengeruk pasir menggunakan mesin, sehingga dampak pasirnya ketepi sungai dan tertimbun dibeberapa tempat, seperti di Tambatan Perahu Desa Sungai Ana ini. Kondisi seperti inilah yang membuat bangunan tambatan perahu Desa Sungai Ana tidak dapat difungsikan sebagai sarana transportasi yang dibangun pemerintah bernilai ratusan juta rupiah tersebut.
Ditambahkan apabila bangunan tersebut dibiarkan terus tanpa ada perawatan dan tidak difungsikan sebagaimana mestinya, maka tidak menutup kemungkinan bangunan tambatan perahu yang merupakan aset Pemda Kabupaten Sintang lambat laun akan rusak.
Dari pantauan Beritaborneo.com dilokasi menyebutkan Pemerintah Kabupaten Sintang atau Instansi terkait sebelum melaksanakan pembangunan tambatan perahu di Desa Sungai Ana Kecamatan Sintang tersebut tentunya sudah melakukan survey dan perencanaan yang matang juga melakukan sosialisasi kepada warga, sehingga bangunan Tambatan Perahu Desa Sungai Ana itu dapat difungsikan secara maksimal . Namun kenyataannya dilapangan pupus harapannya, bangunan tersebut sudah siap untuk dfungsikan tapi mengalami kendala air kering dan banyaknya pasir yang menggunung dilokasi Bangunan Tambahan Perahu tersebut.
Pemerintah setempat membangunan tambatan perahu itu bertujuan untuk sarana dan prasarana untuk warga masyarakat dibidang transportasi, namun bangunan tersebut tidak ada azas manfaatnya hanya sia-sia dan pemborosan uang negara. Padahal bangunan Tambatan Perahu di Desa Sungai Ana ini merupakan aset negara atau Pemerintah setempat yang perlu dijaga dan dipelihara. Seharusnya Pemerintah setempat atau Instansi terkait harus mencarikan solusinya kepada para pekerja tambang emas, supaya bangunan Tambatan Perahu di Desa Sungai Ana dapat difungsikan sebagaimana mestinya, ujarnya (Darwat Karimin).