Kukar memiliki satu olahraga tradisional yang khas dan muncul pertama kali di salah satu desa di Kecamatan Muara Muntai, yakni Desa Jantur. Olahraga tradisional tersebut merupakan olah raga rekreasi bermain alat berupa perahu ketinting berukuran kecil alias mini. Makin hari, balap ketinting mini makin digemari. Pencintanya kini tercatat ratusan.
LEBIH dari 500 orang yang berasal dari dari 100 tim dari berabagai kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Samarinda dan Kutai Barat (Kubar) turut serta memeriahkan lomba balap ketinting yang berlangsung di Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Kukar.
Even balap ketinting mini tersebut merupakan garapan Komunitas Ketinting Mini (KKM), difasilitasi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar melalui program aspirasi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar, Sopan Sopian. Rencananya, balap ketinting berlangsung dua hari, mulai hari ini (25/06/2022) hingga esok hari.
Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni dalam sambutannya saat membuka even tersebut mengungkapkan komitmennya untuk mendukung penuh pelestarian segala olahraga tradisional, tak terkecuali ketinting mini yang merupakan karya cipta warga lokal.
Ia berharap, balap ketinting mini sebagai salah satu olahraga tradisional asal Kukar dapat dicatatkan secara resmi sebagai ekspresi budaya asli ciptaan daerah. “Balap ketinting ini perlu terus dilestarikan,” ujar Aji Ali Husni.
Menurut dia, pada pelaksanaan festival budaya Erau mendatang, balap ketinting mini akan dijadikan sebagai cabang olahraga tradisional yang juga diperlombakan. “Ini akan memberikan nilai positif bagi daerah,” kata Kepala Dispora.
Sementara Ketua Panitia Balap Ketinting yang juga Ketua KKM di Kukar mengapresiasi dukungan segala dukungan Dispora Kukar sebagai instansi teknis pembina olahraga tradisional, termasuk balap ketinting mini.
Begitu pula dengan program aspirasi yang diperjuangkan anggota DPRD Kukar Sopan Sopian. “Semoga dukungan yang diberikan kepada kami semakin besar,” kata Helmi kepada Beritaborneo.com.
Sebagai ketua komunitas, Helmi mengetahui benar bahwa peminat balap ketinting mini makin hari semakin meningkat, dan itu terbukti pada even balap ketinting yang diselenggarakan kali ini.
“Peminatnya bukan saja dari Kukar, tetapi juga dari Kubar. Dari Kubar ada tiga tim yang berasal dari Kecamatan Melak dan Penyinggahan,” ungkap Helmi.
Dari Kukar sendiri, sambung dia, peserta terbanyak dari Tenggarong, dan ada juga peserta yang datang jauh dari Kecamatan Muara Muntai, Muara Kaman, Muara Jawa, dan Sanga-Sanga.
Untuk jumlah peserta lomba yang terdaftar, sampai Sabtu sore (25/06/2022) totalnya mencapai 10 tim dengan lebih 500 ketinting mini. Menurut Helmi, jumlah itu diperkirakan terus bertambah, karena pendaftaran dan pendaftaran ulang dilakukan hingga hari Minggu (26/06/2022, red).
Sistem perlombaannya, kata Helmi, melalui pertandingan penyisihan hingga babak final untuk mencari juara 1-6. Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp15,5 juta. “Olahraga ini merupakan olahraga hiburan, banyak senangnya. Kalau kalah ikut lagi,” kata Helmi.
Untuk ikut serta dalam lomba, peserta harus membayar uang registrasi Rp25 ribu dan ketinting mini yang akan diperlombakan harus memenuhi dua persyaratan teknis, yakni menggunakan dinamo blender portabel dan baterainya paving.
TEMBUS PASAR LUAR PULAU
Sebagai ketua komunitas, Helmi ternyata juga menyediakan paket ketinting mini siap balap yang harganya dibanderol dari harga sekitar Rp700 ribu hingga Rp1,8 juta. “Saya pernah jual seharga Rp1,8 juta, karena ketinting mini menang balap, langsung ditawar,” ujar Helmi.
Peminat ketinting mini, lanjut dia, terus bertambah dan merambah ke luar daerah. “Permintaan kami ada yang datang dari Pulau Jawa, bahkan dari Mandalika (Lombok Tengah, red). Kalau di Kalimantan, sudah semua,” ungkap Helmi.
Di Tenggarong sendiri, komunitas yang dipimpin Helmi ini memelihara silaturahmi dan ketangkasan memainkan ketinting mini dengan menggelar lomba setiap pekan sekali. “Saat ini arenanya ada dua di Tenggarong, di Stadion dan di Mangkuraja. Setiap minggu kami buat kegiatan, untuk balap dan setting,” kata Helmi.
Ia sendiri mulai menggemari balap ketinting mini sejak awal tahun 2020 di saat Pandemi Covid-19. “Pertama kali melihat balap ketinting mini di Muara Muntai, seru sekali. kalah main lagi, tidak ada rasa kecewa,” ungkapnya.
Harapan Helmi, balap ketinting mini semakin terkenal, peminatnya semakin banyak. Selain itu, ia berharap pemerintah daerah semakin sering memfasilitasi penyelenggaraan even balap ketinting dan menambah fasilitas arena balap ketinting mini, khususnya di daerah yang peminatnya banyak. [] Advetorial