ADVETORIAL – Ditetapkannya Provinsi Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara secara perlahan akan mengundang banyak pendatang. Untuk yang bekerja di IKN saja diperkirakan mencapai 1,5 juta orang, belum termasuk keluarganya hingga mencapai 6 juta orang. Pertumbuhan penduduk di Kaltim akan meledak.
Jumlah penduduk yang begitu tinggi tentu menuntut kebutuhan makan minum yang tinggi pula sehingga memerlukan bahan makanan pertanian dengan jumlah yang sangat besar. Petani lokal yang bertahan dan tidak menjual lahannya untuk kegiatan usaha pertambangan tentu akan mendulang banyak keuntungan di kemudian hari.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar Samarinda. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang akrab disapa Samsun itu mengatakan, lahan pertanian yang dimiliki nantinya akan banyak menghasilkan pendapatan, mengingat hasil pertanian akan banyak dibutuhkan. Apabila para petani terbuai dengan ‘rayuan tambang’, maka ruginya akan dirasa di belakang hari. Belum lagi soal dampak lingkungan yang dihasilkan.
“Bisa dilihat sendiri hasil pertanian jauh lebih luar biasa, dibanding hasil jual tanah ke perusahaan pertambangan. Belum lagi masyarakat akan terkena dampak lingkungan, dari kegiatan Pertambangan,” ujar anggota dewan yang berasal dari daerah pemilihan Kabupaten Kutai Kartanegara ini saat berbincang dengan awak media di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Selasa (24/01/23).
Untuk itu Samsun sepakat jika masyarakat lebih memilih untuk mengelola lahan yang dimiliki dan bersabar hingga waktunya telah tiba. Sektor yang paling akan diuntungkan ketika jutaan manusia pindah dari Jakarta ke IKN ialah pertanian. Ia menilai tingkat kebutuhan petani di Kaltim lebih kepada alat dan mesin pertanian (alsintan).
“Kebutuhan prioritas petani terhadap alsintan bajak kering dan mesin panen, harusnya ada empat sampai lima mesin dalam sekali panen, sehingga petani masih membutuhkan dua sampai tiga alsintan,” ungkap anggota legislatif kelahiran Jember, 18 Februari 1974 yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran dan Wakil Ketua Badan Musyawarah DPRD Kaltim.
Ia memperkirakan ke depan akan ada lonjakan penduduk yang datang ke Kaltim. Hal ini tentu dapat menjadi peluang besar bagi seluruh Petani, untuk meningkatkan pemasaran. “Ada sekurangnya 1,5 juta PNS (pegawai negeri sipil, red), yang pasti mereka membawa keluarga dan diperkirakan ada enam juta penduduk baru yang nantinya masuk ke Kaltim. Ini menjadi peluang besar bagi petani, pangsa pasarnya jelas,” jelasnya.
Samsun, sapaan akrabnya, optimis sejumlah daerah di daerah daerah penyangga IKN akan menjadi lumbung pangan, bukan lagi sekedar angan-angan. “Kita optimis bahwa wilayah (kabupaten dan kota di sekitar IKN, red) tersebut akan menjadi lumbung pangan dan setra pangan untuk Ibu Kota Nusantara nantinya,” katanya.
Penulis: Heru Setyo Prayugo
Penulis: Agus P. Sarjono