ADVETORIAL – Kawasan tepian Sungai Mahakam yang ada di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan tempat yang tepat untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kawasan tersebut dapat menjadi ikon wisata, tetapi juga dapat menjadi ikon kekuatan ekonomi rakyat di daerah.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur, Ely Hartati Rasyid, Senin (23/01/2023) mengemukakan, saat ini pesut Mahakam yang sering dijadikan ikon Kota Samarinda, faktanya tidak banyak ditampilkan. Oleh karena itu, kawasan tepian Sungai Mahakam perlu ditata dan ikon pesut Mahakam perlu ditampilkan.
Wakil rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini berharap, jika kawasan tepian Sungai Mahakam ditata, ke depannya kekuatan ekonomi rakyat bangkit dan semakin tumbuh cepat, sehingga bisa menjadi ikon baru Ibu Kota Provinsi Kaltim. Ia mendorong agar masa kejayaan Kawasan Citra Niaga yang pada tahun 1989 meraih Aga Khan Award for Architecture (AKAA) dapat direplikasi.
“Ikonnya pesut Mahakam tapi tidak ada (ditampilkan, red). Memang harusnya kekuatan ekonomi rakyat ini dijadikan ikon, seperti kita pernah mendapatkan penghargaan Citra Niaga, masa kejayaan seperti itu harus dikembalikan,” kata anggota dewan yang akrab disapa Ely yang juga menjabat selaku anggota Badan Musyawarah dan anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah ini.
Menurut Ely Hartati Rasyid, penataan kawasan tepian Sungai Mahakam untuk pengembangan usaha UMKM dapat berdampak positif bagi kemaslahatan rakyat. “Nanti ini bisa menjadi rujukan kota-kota terdekat, saya cuman minta agar jangan sampai kawasan itu dikuasai orang-orang tertentu, pihak-pihak swasta yang menguasai, harus memang diperuntukkan bagi UMKM,” kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Ia turut mendorong pemerintah dan pemerintah daerah untuk maksimalkan panorama Sungai Mahakam, hingga kelak dapat menjadi ikon baru Kota Tepian. “Pesona Sungai Mahakam itu harusnya dinikmati masyarakat banyak, hingga UMKM nanti mendapat untung dari itu. Saya juga ingin kalau itu terwujud nanti dapat menjadi ikon Kota Tepian,” terangnya anggota dewan kelahiran Tenggarong, 02 Oktober 1967 ini.
Penulis: Heru Setyo Prayugo
Penyunting: Agus P. Sarjono