DISPORA KALTIM – Road Map atau Peta Jalan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebenarnya telah ditetapkan cukup lama, periode 2021-2024. Namun, peta jalan tersebut, menurut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim Agus Hari Kesuma, belum tersosialisasi dengan baik, sehingga road map Desain Olahraga Daerah (DOD) belum tersusun, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota.
Hal tersebut diungkapkan Agus Hari Kesuma di sela-sela acara Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Road Map DOD Kaltim di Hotel Puri Senyiur, Jalan S Parman, Nomor 26, Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Samarinda, Selasa (23/05/2023). “Desainnya sudah ada hanya belum tersosialisasi, FGD difokuskan untuk didiskusikan,” ujar pejabat yang akrab disapa AHK.
Dispora Kaltim, lanjut dia, telah berkali-kali menggelar diskusi dan upgrading berkaitan dengan DBON, baik secara terorganisasi maupun secara perorangan, termasuk melakukan sosialisasi ke kabupaten kota dalam rangka merekomendasikan pembentukan Tim Koordinasi DBON kabupaten kota. “Malah saya perintahkan tiga kali untuk didiskusikan, karena kita men-upgrading semua komponen lapisan masyarakat, baik yang terorganisasi maupun perorang,” ungkap AHK.
Kepala Dispora Kaltim menjelaskan, terkait upgrading yang dimaksud adalah dalam rangka menyamakan pandangan terkait DBON. “Kita mengharapkan unsur pemuda, teman-teman kabupaten kota, segera menggarap ini (implementasi DBON, red), karena ada sebagian pemuda yang tidak tersentuh oleh kebudayaan olahraga itu,” tutur pejabat Eselon IIa ini.
Setelah Road Map DOD dilahirkan dari FGD ini, lanjut dia, akan ditindaklanjuti dengan rapat kerja. Namun, sebelumnya, prioritas pembinaan olahraga harus disamakan persepsinya dan dibuat kesepakatan. “Dalam tindak lanjut rapat, desain itu dipahami dulu olahraga andalan kita apa, apa yang harus kita bina, apakah akademi, apa harus membuat olahraga cabang daerah, silakan saja, terlebih dahulu perlu kesepakatan,” terang AHK.
Ia lalu mengingatkan kondisi cabang olahraga (cabor) basket yang dahulu Kaltim pernah mendulang medali emas di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), hingga dibangun akademi basket. Saat ini, cabor basket tertinggal, dengan DOD, cabor ini bisa dibangkitkan kembali.
“Dahulu bangun akademi basket karena pernah bernostalgia dapat mendali emas di PON, sekarang kita nggak pernah, kenapa dulu bisa? Sekarang ini sudah ada desain kenapa nggak bisa? Itu yang menjadi desain naluriah untuk membangkitkan sebuah kenangan,” katanya.
Mungkin saja, lanjut dia, dikarenakan dahulu tidak ada desainnya sehingga tidak bisa mempertahankannya, kenapa sekarang kejuaraan-kejuaraan itu tetap bertahan juara terus, karena desainnya bagus. “Pemerintah Kaltim ini paling baik memberikan apresiasi, tahu di budi istilahnya, makanya dengan keikhlasan kita itu, diberikan Ibu Kota Nusantara di Kaltim,” tandas AHK.
Penulis: Hernanda Salsabila Putri | Penyunting: Hadi Purnomo