ADVETORIAL – Desa Pela yang terletak di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan satu di antara banyak desa wisata di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang memiliki keindahan panorama yang luar biasa. Eksotisnya Desa Pela terus dipersolek oleh Pemerintah Desa setempat. Tahun ini contohnya, dibangun Panggung Budaya di dekat danau. Upaya ini dilakukan untuk menunjang fasilitas wisatawan yang datang ke desa.
Desa ini ditetapkan menjadi desa wisata dan meraih peringkat tiga nasional pada ajang Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 oleh Kementerian Pariwisata. Desa tersebut memiliki beberapa unggulan salah satunya yakni hewan endemik Kalimantan Timur (Kaltim) yakni, Pesut Mahakam. Tak hanya itu, Desa Wisata Pela juga mempunyai berbagai macam agenda festival danau yang digelar secara rutin setiap tahun seperti memancing, kuliner, dan lomba dayung.
“Kami Pemerintah Desa berencana akan membangun panggung budaya sepanjang 10 meter dengan lebar 5 meter akan dibangun di tepi danau Desa Pela di tahun 2023 ini dengan pembangunan jalan atau jembatan untuk tembus ke panggung. Selain itu, fasilitas umum seperti toilet umum juga akan dibangun sebanyak dua unit nantinya.”
“Kami Pemerintah Desa berencana akan membangun panggung budaya sepanjang 10 meter dengan lebar 5 meter akan dibangun di tepi danau Desa Pela di tahun 2023 ini dengan pembangunan jalan atau jembatan untuk tembus ke panggung. Selain itu, fasilitas umum seperti toilet umum juga akan dibangun sebanyak dua unit nantinya,” kata Kepala Desa Pela, Sofian Noor kepada awak media, Rabu (05/04/2023).
Ketua Kelompok Desa Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Pela Alimin menambahkan bahwa pembangunan panggung budaya di tepi danau Desa Pela tersebut difasilitasi oleh Dinas Pariwisata Kaltim. Untuk panggung budaya ini nanti digunakan oleh wisatawan untuk melihat keindahan terbenamnya matahari di tepi danau. “Jika beruntung, wisatawan juga bisa melihat langsung hewan mamalia air tawar yang sedang melintas. Dan panggung budaya ini bakal menghadap danau untuk melihat sunset dan memantau pesut,” tutur Alimin.
Penulis: Yuliani Ramadhani | Penyunting: Agus P. Sarjono