ADV LIPSUS – Samarinda dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan Seleksi Provinsi (Selekprov) Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) Kaltim 25 Juni 2023 mendatang.
Sekretaris Umum Pengprov FOBI Kaltim, Alexander Sumarno menyampaikan berdasarkan dari format yang dipertandingkan dalam PON terdapat sedikit perbedaan.
PB telah menentukan hanya 5 kategori dari 11 yang dipakai sebagai barometer kelulusan tim ke PON. Sehingga ada beberapa kategori yang bisa digandengkan tim yang sama akan bertanding, ada yang dua kategori dan ada yang 3 kategori.
Ia menyadari betul bahwa anggaran yang ada belum bisa mencukupi. Belajar dari Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Alex mengaku pihaknya tidak mengirimkan tim besar, tetapi hanya tim yang kecil saja.
Total keberangkatan kejurnas di Yogyakarta tersebut yakni 7 atlet, 3 pelatih sekaligus tim official, dan kembali membawa empat medali (2 perak dan 2 perunggu).
Dua perak dari barongsai kecepatan, dan barongsai halal lintang. Dua perunggunya itu dari kategori ketangkasan.
“Saya lupa kategorinya apa, kalau ketangkasan memang dalam kejurnas ada 3 yang dipertandingkan. Skill individu, ketangkasan. Kalau dalam barongsai itu ada tiga unsur (fisik, ketangkasan dan keindahan,” urainya.
Sudah ada ketetapan, namun FOBI Kaltim sudah merencanakan untuk mengaduk dan mencampur baur kan tim berdasarkan dengan kualitas perseorangan.
Penggabungan atlet dari masing-masing kabupaten/ kota bertujuan untuk mencari atlet potensial berdasarkan perseorangan bukan grup.
“Agar capaian medali tetap tinggi, sehingga kita mencari dari bahwa nantinya TC akan lebih panjang. Karena nanti itu harus sama-sama tim barongsai itu atletnya 8 tim naga itu atlet yang 11,” terangnya.
Sementara untuk yang uji tangguh kecepatan itu cuman pemain barongsainya dua kategori halang rintang. Kalau yang ketangkasan barongsai juga terdapat dua dan naga 11 orang sama-sama.
Berdasarkan metode yang ditandingkan, fisik yang seimbang menjadi jaminan untuk cabor barongsai melaju ke tahap yang lebih jauh.
“Tidak bisa 2 atau 3 orang saja yang punya kemampuan fisik kuat, dan 2/3 orang yang punya ketangkasan bagus. Artinya kita harus mencari rata-rata pemain yang keseluruhannya punya kemampuan yang kita ajukan, dan akan dipertandingkan,” tegasnya.
Penulis: Rai | Editor: Eka Mustari Beduttang