Inti DOD Membina Atlet Sejak Usia Dini

Inti DOD Membina Atlet Sejak Usia Dini

DISPORA KALTIM – Inti dari Desain Olahraga Daerah (DOD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang menjadi bahasan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Tim Koordinasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) Kaltim adalah membina dan melatih atlet sejak usia dini.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Sekretariat Tim Koordinasi DBON Kaltim Zairin Zain kepada awak media di sela-sela acara FGD penyusunan Road Map DOD Kaltim di Hotel Puri Senyiur, Jalan S Parman, Nomor 26, Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Samarinda, Selasa (23/05/2023). 

“Kita akan melatih atlet-atlet usia dini, bisa di sekolahkan negeri, apakah kita mendatangkan pelatih dari luar untuk melatih mereka. Kita lakukan analisa awal, anak-anak usia dini, akan dilakukan tes sport science, cocok di bidang olahraga apa, ditentukan sport science,” terang Zairin, sapaannya.

Dengan tes sains olahraga, seseorang yang hobi salah satu cabang olahraga (cabor), belum tentu memiliki potensi di cabor itu, karena akan dilihat dari sisi gerakan, kekuatan, keseimbangan, kekuatan, dan melalui uji pengulangan.  “Kadang-kadang ada orang yang hobi sepak bola, padahal dia cocok di atletik, itu akan terlihat. Baik bentuk badannya, kakinya bagaimana, power-nya bagaimana,” kata Zairin.

Para peserta FGD Penyusunan Road Map DOD saat mendengarkan paparan materi dari tenaga ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Setelah dilakukan uji sains olahraga, maka seorang anak sejak usia dini akan dapat dilatih secara intensif hingga dia dapat berprestasi sampai tingkat dunia.  “Kadang-kadang kita ini prestasi regional sudah habis, karena memang tidak terlihat. Gizi yang dilihat itu akan ditempa dari mulai atlet kecil ini, mereka akan dibentuk sebagai atlet, cabor apa yang ditangani, semua gizi diperhatikan, disekolahkan,” papar Zairin.

Berkaitan dengan pendidikan khusus olahraga, ia sependapat dengan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim yang mewacanakan Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) untuk ditarik dari Dinas Pendidikan dan kembali dikelola Dispora. “Begitu ditarik ke Disdik, SKOI kita, 70 persen untuk pendidikan 30 persen untuk olahraga. Ini akan diluruskan lagi,” kata mantan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Kaltim ini.

Mengadopsi yang telah diimplementasikan di Australia, China dan Jepang, DBON diarahkan untuk pembinaan atlet sejak dini. “Pembinaan atlet China itu mulai anak-anak yang kecil, sudah dilatih senam, ditekuk badannya, menangis, memang seperti itu untuk menciptakan atlet ini untuk menjadi juara dunia. Atlet kita nanti yang khusus dibina olahraga diberikan makanan bergizi sesuai kebutuhan,” terang Zairin. []

Penulis: Hernanda Salsabila Putri | Penyunting: Hadi Purnomo

Advertorial