ADV LIPSUS – Derli Abubakar, wasit Kungfu asal Kota Samarinda yang menjadi peserta pelatihan wasit atau juri kungfu tradisional garapan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), mengaku senang. Ia bersyukur telah diberikan kesempatan untuk turut menjadi peserta pelatihan yang digelar selama tiga hari di Hotel FoxLite Samarinda, jalan S Parman Nomor 15, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda.
Derli, sapaan calon wasit kungfu tradisional ini, dengan pelatihan tersebut, ia menilai akan menciptakan wasit-wasit profesional di daerah yang tidak kalah bersaing dengan para wasit dari Pulau Jawa. “Kami selaku peserta sangat senang sekali dengan adanya pelatihan ini, artinya kita jangan sampai ketinggalan dengan para wasit yang ada di Pulau Jawa, makanya pelatihan yang digelar oleh Dispora Kaltim sangat bermanfaat dan berguna,” ujar Derli saat diwawancara media ini, di sela-sela acara pelatihan, Rabu (07/06/2023).
Ia menilai, wasit kungfu tradisional di Kaltim jumlahnya masih sangat kurang, sehingga perlu diberikan pelatihan. “Kurangnya wasit-wasit kita di Kaltim sehingga perlu diadakan pelatihan, di dalam pelatihan itu selam tiga hari memang sangat berguna sekali bagi para calon-calon wasit dan juri,” terang Derli.
Diungkapkannya, setiap tak jarang ketika Aliansi Kungfu Tradisional Indonesia (AKTI) menggelar pertandingan, terkendala ketersediaan wasit. “Setiap kegiatan AKTI di Kaltim itu keterbatasan wasit, persyaratan utama untuk melaksanakan itu dari AKTI Pusat harus ada wasit yang memadai,” ungkap pendekar kungfu tradisional ini.
Dia berharap, setelah pelatihan wasit dan juri ini akan menambah jumlah wasit yang ada di Kaltim sehingga kita bisa mengadakan Kejuaraan Daerah (Kejurda) yang salah satu syaratnya harus ada wasit dan juri. “Setelah pelatihan ini kita punya perbendaharaan wasit ke depan akan bisa melaksanakan Kejurda, kalau seleksi wasitnya tidak ada siapa yang seleksi,” katanya.
Ia menjelaskan, dalam kungfu ada tiga katagori yang dipertandingkan yakni ada tarung, ada seni wing chun, dan ada jurus serta ada beberapa hal penilaian yang membedakan dengan seni bela diri lainnya. “Kalau di kungfu dibagi tiga tarung, seni bela diri wing chun, dan jurus. Penilaiannya beda-beda, pertama masuk itu sudah dinilai, mulai memberikan penghormatan, pakaiannya, gerakan, ekspresi, dan power-nya, sampai dengan kelenturan badannya di nilai,” tutupnya. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Hadi Purnomo