KUTAI KARTANEGARA – Sebagai upaya mengatasi kekurangan guru di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sekolah dapat mengangkat tenaga honorer sementara menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) selama menunggu penyesuaian penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kukar. Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar Ahmad Nurkhalish pada Selasa (31/10/2023).
Ia mengatakan bahwa kebijakan ini diterapkan sebagai solusi sementara untuk mengatasi masalah kekurangan guru. Nurkhalish juga mengungkapkan bahwa masalah kekurangan guru di Kukar sebenarnya telah diatasi melalui program “1.000 Guru Sarjana” yang dicanangkan oleh Bupati Kukar, Edi Damansyah.
“Program ini bertujuan untuk menyediakan guru-guru berkualitas dan sesuai dengan bidang keilmuan mereka.” ungkapnya.
Program “1.000 Guru Sarjana” ini telah disosialisasikan kepada pelajar yang baru lulus dan ingin menjadi guru, serta kepada guru-guru yang status kesarjanaannya belum sesuai. Guru-guru yang sudah mengajar tetapi kesarjanaannya belum sesuai juga akan mendapatkan dukungan biaya untuk meningkatkan kualifikasinya.
Nurkhalish menekankan bahwa program ini membuka peluang bagi para guru yang belum sesuai dengan kualifikasinya dan bagi pelajar yang ingin melanjutkan studi mereka untuk menjadi guru.
“Program beasiswa ini didanai oleh Pemerintah Kabupaten Kukar, dengan skema gratis dari masuk hingga lulus kuliah,” sebutnya.
Namun, salah satu tantangannya adalah bagaimana memotivasi orang untuk memanfaatkan peluang ini, karena masih ada yang enggan menjadi guru meskipun diperlukan oleh masyarakat setempat.
Ia juga menyebut bahwa masalah kekurangan guru di Kukar ada di berbagai wilayah, termasuk daerah pesisir, hulu, dan tengah. Beberapa faktor yang menyebabkan kekurangan guru termasuk pensiunnya sejumlah guru yang belum digantikan oleh guru baru.
“Untuk itu pemetaan masalah ini telah dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan perhatian khusus,” pungkasnya.
Penulis : Eko Sulistyo | Penyunting : Nursiah