Siapakah Lawrence Wong? Profil Pria yang Akan Menggantikan Lee Hsien Loong sebagai PM Singapura

Siapakah Lawrence Wong? Profil Pria yang Akan Menggantikan Lee Hsien Loong sebagai PM Singapura

SINGAPURA – Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong akan menggantikan Lee Hsien Loong sebagai perdana menteri Negeri Singa pada 15 Mei mendatang. Kantor Perdana Menteri Singapura mengumumkan pelantikan Wong akan dilangsungkan pada 15 Mei pukul 20.00 malam waktu setempat.

Wong akan menjadi perdana menteri keempat Singapura, yang menggantikan Lee yang sudah niat mengundurkan diri sejak dua tahun lalu namun terkendala pandemi Covid-19.

Siapa Lawrence Wong?
Lawrence Wong merupakan Wakil PM Singapura berusia 51 tahun yang tak memiliki silsilah politik seperti Lee. Lawrence Wong baru terjun ke dunia politik pada 2011, beberapa waktu sebelum ulang tahunnya yang ke-40.

Saat pandemi Covid-19 merebak, Wong merupakan sosok di balik penanganan tanggap Singapura. Responsnya yang gesit membuat Negeri Singa menjadi salah satu negara yang mencatat tingkat kematian terendah di dunia selama pandemi.

“Lawrence dan tim 4G telah bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan publik, terutama selama pandemi (Covid-19),” kata Lee dalam unggahan Facebook-nya, seperti Dilansir dari Wartawan, Wong mendapatkan gelar sarjana di Amerika Serikat melalui beasiswa pemerintah. Ia memulai kariernya sebagai pegawai negeri sipil pada 1997.

Seiring waktu, Wong berhasil mengepalai Otoritas Pasar Energi Singapura dan menjabat sebagai sekretaris pribadi Lee Hsien Loong. Pada 2011, ia terpilih sebagai anggota parlemen untuk pertama kalinya dan diberi jabatan politik pertamanya, yakni menteri pendidikan dan pertahanan, dua pekan kemudian.

Bertahun-tahun Wong terus naik pangkat lewat sejumlah posisi menteri. Capaian itu terlihat jelas pada 2020 setelah dia menjadi salah satu ketua gugus tugas multi-kementerian pemerintah untuk melawan Covid-19.

Konferensi pers di televisi secara dramatis meningkatkan popularitas Wong. Dia juga berhasil mendapat empati publik saat berpidato di parlemen pada Maret 2020. Kala itu, ia memberikan penghormatan kepada pekerja garis depan selama pandemi sambil menahan tangis.

“Tak ada kata yang bisa mengungkapkan apresiasi kami kepada banyaknya warga Singapura yang berusaha sekuat tenaga untuk memerangi virus,” ujar dia saat itu.

Menurut profesor ilmu politik di Universitas Negeri New York di Albany, Meredith Weiss, Wong telah mengembangkan citra “tidak hanya kompeten, tetapi juga ramah dan layak.”

Ini berkaitan dengan aktivitas Wong bermedia sosial, salah satunya di TikTok. Wong juga disebut menyedot perhatian karena pandangannya mengenai norma-norma sosial, seperti isu-isu seksualitas dan identitas gender yang disebutnya “berubah”. []

Redaksi08

Internasional