MOSKOW – NATO telah memesan rudal anti-pesawat Stinger senilai hampir USD700 juta atau Rp11,3 triliun atas nama beberapa negara anggota. “Baru hari ini, NSPA (lembaga pengadaan NATO) menandatangani kontrak multinasional baru untuk rudal Stinger senilai hampir USD700 juta,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg, dilansir Reuters. Sebagaimana dilansir dari SindoNews, Kontrak terakhir untuk rudal Stinger, yang dibuat oleh RTX, salah satu divisi Raytheon, diberikan pada Mei 2022 ketika Angkatan Darat A.S. mengontrak rudal anti-pesawat senilai USD625 juta untuk mengisi kembali stok yang dikirim ke Ukraina.
Rudal Stinger yang ditembakkan dari bahu sangat diminati di Ukraina, di mana mereka berhasil menghentikan serangan udara Rusia, dan di negara-negara tetangga di Eropa yang khawatir mereka juga perlu memukul mundur pasukan Rusia. “Pesanan NATO untuk Stinger akan menjaga jalur produksi tetap berjalan hingga tahun 2029,” kata juru bicara RTX kepada Reuters.
Sebelumnya, AS dan sejumlah sekutu NATO lainnya akan mengirim puluhan sistem pertahanan udara ke Ukraina dalam beberapa bulan mendatang. Itu termasuk setidaknya empat sistem Patriot yang sangat kuat yang selama ini dicari Kyiv untuk membantu melawan kemajuan Rusia dalam perang tersebut. Baca Juga Presiden Korea Selatan Minta Bantuan NATO untuk Hadapi Perang dengan Korea Utara Presiden Joe Biden mengumumkan komitmen yang lebih luas ketika dia berbicara pada hari Selasa pada pembukaan KTT NATO di Washington.
Menurut pernyataan itu, AS, Jerman dan Rumania akan mengirim baterai Patriot tambahan ke Ukraina, sementara Belanda dan negara lain akan menyediakan komponen Patriot untuk membuat satu baterai lagi. Italia akan menyediakan sistem pertahanan udara SAMP-T. Sekutu lainnya, termasuk Kanada, Norwegia, Spanyol dan Inggris, akan menyediakan sejumlah sistem lain yang akan membantu Ukraina memperluas cakupannya. Sistem tersebut termasuk NASAMS, HAWKs, IRIS T-SLM, IRIS T-SLS dan Gepards. Dan negara-negara lain telah setuju untuk menyediakan amunisi untuk sistem tersebut. []
Putri Aulia Maharani