Pelaku Pembunuhan Sianida di Hotel Thailand Ternyata Punya Utang Rp 4,4 Miliar

Pelaku Pembunuhan Sianida di Hotel Thailand Ternyata Punya Utang Rp 4,4 Miliar

JAKARTA – Polda Metro Jaya mengungkap pemeriksaan Tiko Aryawardhana sebagai saksi terlapor dugaan kasus penggelapan uang Rp 6,9 miliar belum selesai. Sebagaimana dilansir dari Bangkok – Tewasnya enam orang asing di hotel mewah di kawasan wisata Bangkok membuka fakta-fakta lain. Terduga pelaku memiliki utang Rp 4,4 miliar.

Dilansir dari Thaiger pada Kamis (18/7/2024), polisi Thailand menemukan bahwa salah satu korban diduga adalah pelaku yang meracuni teman-temannya, Sherine Chong (56). Wanita berdarah Vietnam itu memiliki merupakan warga negara Amerika Serikat (AS).

Korban tewas lainya diidentifikasi sebagai warga negara Amerika adalah Dang Hung Van (55 tahun). Sisanya warga Vietnam, yaitu Thi Nguyen Phuong Lan (47 tahun), Hong Pham Thanh (49 tahun), Dinh Tran Phu ( 37 tahun), dan Thi Nguyen Phuong (46 tahun). Biro Kepolisian Metropolitan Thailand mengungkap lebih detail kasus tersebut dalam konferensi pers bahwa Chong meracuni teman-temannya dengan sianida karena terlilit utang sebesar 10 juta baht atau Rp 4,4 miliar.

Fakta terungkap ketika polisi mewawancarai anak-anak dari pasangan Dang Hung Van dan Thi Nguyen Phuong. Menurut anak-anak mereka, pasangan itu menginvestasikan 10 juta baht dalam proyek rumah sakit di Jepang bersama Sherine Chong. Proyek tersebut tidak mengalami kemajuan, sehingga menimbulkan perselisihan mengenai dana. Kelompok tersebut awalnya berencana bertemu di Jepang untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tetapi, mereka mengubah tujuan mereka ke Thailand karena masalah visa.

Hingga kini belum jelas apakah orang yang tewas lainnya juga merupakan investor dalam proyek tersebut. Tujuh kamar hotel dipesan untuk kelompok tersebut, tetapi hanya enam orang yang check-in. Orang ketujuh, saudara perempuan salah satu korban meninggal sebelum waktu bertemu, tidak terlibat dalam insiden tersebut.

Orang-orang tersebut check in pada hari yang berbeda antara tanggal 14 dan 15 Juli, kemudian berkumpul di kamar yang dipesan atas nama Chong. Staf hotel melaporkan bahwa mereka menyajikan makanan dan teh kepada grup tersebut untuk terakhir kalinya pada pukul 13.57 waktu setempat. Menurut wakil kepala polisi, seorang pelayan menawarkan untuk membuatkan teh untuk para tamu tetapi Chong menolaknya.

“Chong sangat sedikit berbicara dan terlihat sedang stres,” ujar staf hotel. Staf hotel itu kemudian meninggalkan ruangan. Dia yakin tidak ada orang lain yang masuk selain enam orang di dalamnya. Polisi mengatakan tidak ada tanda-tanda perkelahian atau perampokan. Polisi mencurigai Chong menggunakan kesempatan itu untuk mencampurkan teh dengan sianida, menyajikannya kepada teman-temannya sebelum menenggaknya. Polisi yakin motifnya adalah ketidakmampuan membayar kembali uang investasi.

Sianida ditemukan di keenam cangkir teh, serta dalam sistem darah salah satu orang yang meninggal dan dua gelas stainless. Penggeledahan di bagasi mereka tidak menemukan barang ilegal apa pun, tetapi dokumen litigasi pertanahan yang berasal dari tahun 2022 ditemukan di barang-barang Chong. Salah satu korbannya, Dinh Tran Phu, adalah seorang penata rias terkenal di Vietnam dengan lebih dari 15.000 pengikut di halaman Facebook-nya dengan nama akun Phú Gia Gia.

Kematian enam pengunjung asal Vietnam terungkap sekitar pukul 19.30 waktu setempat pada 16 Juli. Mereka ditemukan tak bernyawa di kamar yang sama di lantai lima di Hotel Grand Hyatt Erawan, yang terletak di kota Bangkok. tengah. Laporan asli menyebutkan mereka ditemukan di lantai enam. []

Putri Aulia Maharani

Kasus Nasional