JAKARTA- Kronologi lengkap demo ricuh di Semarang hingga massa kabur ke dalam Mal Paragon menarik untuk dikulik. Sebagaimana dilansir dari OkeZone, apalagi, demo ini dilakukan ribuan mahasiswa, ditambah anak-anak SMK/STM tersebut dilakukan di depan Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda, untuk menyuarakan kekecewaan pada pemerintah, termasuk soal putusan Mahkamah Konstitusi terkait Pilkada 2024.
Lantas bagaimana kronologi engkap demo ricuh di Semarang hingga massa kabur ke dalam Mal Paragon? Aksi itu berawal menjelang sore. Ketika itu, aparat terlihat sudah berjaga di kompleks DPRD Jateng di Jalan Pahlawan. Kawat berduri pun sudah dipasang menutup Jalan Menteri Supeno kawasan bundaran Taman Indonesia Kaya (TIK), sisi selatan DPRD Jateng yang pekan lalu pagarnya sempat dijebol massa aksi.
Rombongan demonstran sempat melintas di sana, namun ternyata aksi berubah lokasi di Jalan Pemuda Kota Semarang kompleks Balai Kota. Senin petang sekira pukul 18.00 WIB, massa aksi bertambah dari rombongan anak-anak SMK/STM yang kemudian terjadi ricuh.
Terlihat beberapa pot dipecah untuk dilemparkan ke aparat yang berjaga, termasuk juga mereka membawa bambu. Bentrok massa dengan aparat terjadi, polisi membubarkan massa dengan beberapakali menembakkan gas air mata termasuk menyemprotkan air bertekanan tinggi menggunakan mobil pengendali massa (Dalmas). Massa kocar-kacir berlarian.
Pada 18.00 WIB, aparat mulai mengancam akan melakukan pembubaran dengan alasan batasan jam untuk melakukan aksi. Beberapa kali aparat disebut memukul massa aksi yang berada di depan ketika mendorong mencoba masuk. Sekitar delapan orang disebut alami kepala bocor kena pentungan polisi.
Sekira pukul 19.00 WIB, massa dipukul mundur petugas. Beberapa ambulans terlihat melintas di Jalan Pemuda Kota Semarang yang sempat dilakukan rekayasa lalu lintas penutupan ruas jalan.
Banyak massa aksi terjebak di beberapa gedung, puluhan masa aksi pingsan dan luka-luka. Aparat terus maju ke arah massa, sampai pedemo terdorong ke depan Paragon Mall. Polisi disebut menembaki gas air mata bahkan masuk ke perkampungan warga, banyak anak yang sedang mengaji terkena gas air mata.[]
Putri Aulia Maharani