Bulungan darurat banjir! Fasilitas umum dan permukiman penduduk di 17 desa di lima kecamatan terendam. 10 ribu jiwa jadi korban, 1513 orang jadi pengungsi dan dua orang terenggut nyawanya.
BULUNGAN – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berduka. Kabupaten ibu kota provinsi termuda di Indonesia tersebut kini tengah diterpa musibah, banjir besar melanda di lima kecamatan dan merendam permukiman penduduk serta fasilitas umum.
Berdasarkan laporan yang diterima media ini, jumlah desa dan kelurahan yang dilanda banjir di Bulungan ada 17 desa. Tersebar di 5 kecamatan. Yakni, Tanjung Selor, Tanjung Palas, Tanjung Palas Barat, Peso Hilir dan Peso.
Salah satu daerah terparah di Kecamatan Peso. Di daerah ini, beberapa desa yang mengalami dampak terparah akibat banjir. Yaitu Desa Long Bia, Long Pelban, Lepak Aru, Long Pujungan, dan Long Peso.
Jumlah korban yang terkena dampak banjir, menurut data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan, mencapai belasan ribu jiwa sementara kerugian materil belum dihitung. Namun berdasarkan laporan, sebanyak 20 rumah warga hanyut terbawa banjir dan sebanyak 1.513 orang jadi pengungsi.
Banjir sendiri sebenarnya terjadi sejak Selasa (10/2) siang dan genangan air mencapai belasan meter, terlebih di kawasan terparah di Peso. Terjangan air terjadi pasca turun hujan berturut-turut sejak Minggu (8/2).
Di Tanjung Selor, sejumlah kantor pemerintahan dan milik swasta tutup, semua aktivitas berhenti total. Sementara pengungsian ditempatkan di beberapa tempat yang lebih tinggi seperti Kantor Kecamatan Tanjung Selor, Gedung Wanita, Pasar Induk, dan sejumlah masjid. Untungnya, pada Jum’at (13/2), tingginya genangan air sudah mulai menurun, bahkan sehari sebelumnya beberapa pedagang di Pasar Induk kembali sibuk membuka lapak.
Namun aktivitas sekolah sampai Jum’at tampak masih diliburkan, terutama di daerah-daerah yang jadi lokasi banjir, termasuk di Tanjung Selor. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bulungan Jamaluddin Saleh mengatakan, berdasarkan laporan dari pihak sekolah yang sudah dapat dihubungi, ada beberapa sekolah yang terendam banjir.
“Berdasarkan laporan yang masuk ke kami hingga saat ini terdapat 74 sekolah yang terendam banjir yang terdiri dari 13 Taman Kanak-Kanak, 34 Sekolah Dasar, 21 SMP, 4 SMA dan 2 SMK,” ujar Jamal.
Halaman kompleks Gedung SMKN 1 Tanjung Selor terendam banjir. Praktis kegiatan belajar mengajar terhenti.Selain 74 sekolah tersebut, kata Jamal, masih ada beberapa sekolah yang belum dapat diketahui pasti seperti apa kondisinya karena hingga saat ini masih belum bisa dihubungi.
Selain gedung sekolah yang terendam, ada juga beberapa sekolah yang tidak sempat menyelamatkan peralatan. Diantaranya sekolah yang ada di Kecamatan Peso dan Tanjung Palas Barat.
“Mereka tidak sempat menyelamatkan ATK mereka, karena banjir tersebut datangnya pada malam hari. Sedangkan untuk SMP Negeri 2 Desa Mara Satu selain dokumennya yang tidak dapat diselamatkan, Izasah asli yang belum sempat dibagikan juga tidak dapat diselamatkan,” jelasnya.
Namun demikian, terkait masalah ijazah tersebut, pihak sekolah dapat melaporkan kepada pihak yang berwajib untuk selanjutnya menindaklanjuti ke provinsi. Mengenai berapa bantuan yang akan diberikan untuk korban banjir, dia masih belum bisa dipastikan berapa. Sebab, masih ada beberapa sekolah yang belum diketahui seperti apa kondisinya karena komunikasi hingga saat ini masih terputus.
“Sedangkan untuk sekolah yang sudah dapat dihubungi kepala sekolahnya juga masih belum memberikan laporan pasti terkait apa saja yang mengalai kerusakan,” sebutnya.
Sedangkan untuk bantuan kepada siswanya, kata Jamal lagi, tunggu hasil dari rapat yang akan dilakukan oleh Pemkab Bulungan bersama dengan bupati. Karena itu nantinya akan di bahas bersama. Selain gedung sekolah, Kantor Disdik Bulungan yang terletak di Jalan Kolonel Soetaji juga terendam banjir. “Fasilitas kantor yang terendam dikantor, komputer 2 set, motor 2 unit, mobil 3 unit, serta dokumen arsip lainnya,” pungkasnya.
Sementara Bupati Bulungan Budiman Arifin mengatan, pihaknya mengucurkan sebesar Rp 10 miliar untuk penanganan banjir yang dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) Bupati.
“Saya tetapkan status tanggap darurat bencana. Dengan demikian, untuk penanggulangan bencana banjir, akan ditanggung biayanya oleh pemerintah daerah melalui alokasi dana tak terduga, yang salah satunya untuk penanganan tanggap darurat bencana,” kata Budiman kepada awak media, (12/2).
Dana itu sendiri sudah dicairkan, digunakan untuk penanganan jangka pendek. Seperti keperluan logistik, penanganan pengungsi, korban dan lain-lain. “Sementara kita fokus penanganan korban dulu. Seperti evakuasi, bantuan logistik, pengungsian dan sebagainya. Sedangkan untuk penanganan pasca bencana, kita lakukan nanti yang diawali dengan pendataan aset-aset dan sarana pra sarana yang rusak,” terang Budiman.
Lebih jauh dia mengatakan, bencana banjir yang melanda beberapa kecamatan di Bulungan ini disebabkan dari luapan air Sungai Kayan yang merupakan kiriman dari wilayah hulu. Apakah sebagai dampak dari kerusakan hutan? Budiman tidak mau berspekulasi. Dia mengatakan, wilayah hulu sungai Kayan merupakan kawasan hutan konservasi. Sehingga kecil kemungkinan ada pembabatan hutan di wilayah tersebut.
Sementara soal dua korban tewas, terjadi bukan karena hanyut oleh derasnya air, tetapi karena terkena aliran listrik akibat genangan air dan kedinginan. Kepada wartawan, Ketua Tanggap Bencana (Tagana) Bulungan Rusmanto, mengatakan banjir yang menimpa daerah tersebut merupakan banjir terparah dan terbesar. “Banjir ini terparah selama ini, ini akibat pasang air serta curah hujan yang tinggi,” ucapnya.
Rusmanto menjelasakan terdapat dua orang pria dan satu wanita yang menjadi amukan bajir tersebut. “Terdapat Satu orang korban di Kecamatan Pesso yang meninggal karena menggigil kedinginan. Sementara dua orang warga Kecamatan Tanjung Selor tersengat listrik, satu orang meninggal dan satu orang mengalami koma, ” terang Rusmanto.
Sepanjang banjir melanda, Pihak Tagana telah menyiapkan posko di 20 titik untuk menampung para korban banjir. Kapasitas posko sendiri mampu menampung hingga 400 orang. “Itu hanya di wilayah Kota Tanjung Selor. Sementara di wilayah Pesso, kami belum tahu, yang kami tahu ketinggian air disana sangat tinggi hingga diatap rumah warga,” beber dia.
Terpisah anggota Tagana Bulungan, Muzakkar, mengaku mengalami kesulitan untuk mengunjungi korban yang berada di wilayah Pesso. “Kesulitan karena harus menggungakan kapal air, sementara banyak batang kayu yang menghalangi,” tutupnya.
KOMUNIKASI PUTUS
Bencana banjir juga berdampak terhadap jaringan telekomunikasi Telkomsel. Sebanyak 31 BTS Telkomsel diketahui berhenti beroperasi. Rina Dwi Noviani, Corporate Communication Telkomsel Kalimantan mengungkapkan, jumlah BTS di Kabupaten Bulungan mencapai 45 BTS dan sebanyak 31 BTS terpaksa belum bisa difungsikan karena padamnya aliran listrik.
Tower Telkomsel di Tanjung Selor terendam banjir.“Sebagian BTS Telkomsel terpaksa mati akibat banjir dan karena tidak adanya aliran listrik untuk menghindari short circuit bagi warga sekitar. Dari sekian banyak BTS yang beroperasi, tiga BTS di Tanjung Selor masih aktif untuk mendukung jaringan komunikasi di daerah tersebut,” kata Rina Dwi Noviani melalui rilisnya
Kendati demikian, Telkomsel memastikan pihaknya tetap berupaya menjaga jaringan agar masyarakat tetap bisa menikmati layanan meskipun dalam kondisi banjir. “Tim teknik kami beserta para mitra berusaha bahu membahu agar layanan komunikasi dapat maksimal walau dalam kondisi banjir,” ujarnya.
Dalam melakukan evakuasi perangkat yang terendam banjir, Telkomsel Regional Kalimantan menurunkan tim yang terdiri dari RTPO, Technical Support dan Corporate Communication Regional Kalimantan serta mengirimkan bantuan berupa perahu karet beserta kelengkapan penunjang untuk membantu warga dan evakuasi aset yang terkena banjir.
“Saat ini kami tengah melakukan berbagai langkah antisipasi guna meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana banjir di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. Salah satunya adalah memastikan keamanan alat produksi kami, sehingga kelangsungan jaringan tetap aman dan pelanggan tetap dapat menikmati layanan yang prima sekalipun terjadi bencana banjir.” kata Subhan, Pj Manager Network Service Tarakan.
Telkomsel telah melakukan identifikasi terhadap titik BTS yang mengalami gangguan akibat banjir, dan sudah dilakukan langkah antisipasi seperti peninggian lokasi. Telkomsel juga menyiapkan 4 unit genset portable dan mobile, 1 unit Combat Ranger, dan perahu karet TERRA dan perlengkapannya untuk dikerahkan menyuplai kebutuhan listrik di titik BTS yang terkena dampak pemadaman listrik. Selain itu Telkomsel telah menambah kapasitas baterai mendukung di lokasi rawan banjir.
Di titik-titik penting yang merupakan sentra infrastruktur telekomunikasi, Telkomsel menyiapkan 1 lokasi posko yang berada di daerah BTS Cendrawasih yang posisinya lebih tnggi dari pusat banjir. []