JAKARTA – India dan Kanada saling mengusir diplomat perwakilan negara masing-masing saat hubungan kedua negara ini memanas. Sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia, Kanada mengusir enam diplomat India, usai penyelidikan polisi menemukan agen pemerintah India diduga terlibat dalam “kampanye kekerasan” di negara Amerika Utara itu.
Temuan itu juga digemakan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. Ia menyebut polisi menemukan “bukti yang jelas dan kuat” soal agen pemerintah India terlibat aktivitas yang mengancam keselamatan publik.
“Ini termasuk teknik pengumpulan informasi rahasia, perilaku koersif yang menargetkan warga Kanada Asia Selatan,” kata Trudeau ke awak media, dikutip Al Jazeera, Senin (14/10).
Trudeau juga mengatakan agen India terlibat dalam lebih dari selusin tindakan mengancam dan kekerasan hingga pembunuhan.
Dia mengatakan bukti yang ditemukan Polisi Kerajaan Kanada (RCMP) tak bisa diabaikan.
“Bukti tersebut mengarah ke satu kesimpulan: Kita perlu menghentikan kegiatan kriminal yang terus menimbulkan ancaman terhadap keselamatan publik di Kanada,” imbuh Trudeau.
India tak terima dengan tuduhan tersebut. Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri India menyatakan akan mengusir enam diplomat Kanada termasuk penjabat komisaris tinggi.
India memberi waktu hingga 19 Oktober bagi diplomat Kanada untuk meninggalkan negara tersebut.
Sejak September 2023, hubungan India dan Kanada memanas.
Ketegangan kedua negara bermula usai Trudeau mengatakan Kanada punya bukti kredibel soal agen India terlibat dalam pembunuhan pemimpin separatis Sikh, Hardeep Singh Nijjar.
Nijjar mendukung negara bagian Khalistan di India menjadi negara merdeka, yang akan menggabungkan wilayah Punjab dan daerah berbahasa Punjabi.
Nama Khalistan menjadi negara diusulkan oleh orang-orang Sikh. Namun, pada 2020, India menetapkan Sikh sebagai teroris.
India telah berulang kali membantah tuduhan agen mereka membunuh Nijjar. Pemerintah juga menantang Kanada memberikan bukti terkait klaim tersebut.[]
Putri Aulia Maharani