PENAJAM PASER UTARA – Usianya nyaris setengah abad, tapi impitan ekonomi memaksa Sr dan Tn menjajakan dirinya. Meski sudah pernah digaruk Satpol PP, keduanya seolah tak punya pilihan untuk menyambung nyawa selain dari bisnis esek-esek.
Mimik wajah Sr dan Tn tak menunjukkan raut panik ketika diinterogasi petugas. Di hadapan Kasi Ops Satpol PP Penajam Paser Utara (PPU) Denny Handayansyah, keduanya mengapit Su (59), sang muncikari. Ketiganya diamankan di eks lokalisasi Km 10 Lawe-Lawe, kemarin (13/5) sore. “Ini pemain lama, sudah pernah kami kami tangkap,” kata Denny, diamini Kepala Satpol PP PPU Budi Santoso.
Kepada Wartawan, Sr mengaku sudah jarang melayani tamu. Terlebih setelah lokalisasi tersebut ditutup. “Biasa dibayar Rp 100 ribu. Tapi tadi saya cuma diam di kamar,” terangnya.
Kepada keluarganya di Jawa, Sr mengaku bekerja sebagai tukang masak di perusahaan. Di PPU, awalnya dia mengikuti jejak suami. “Suami saya sudah meninggal, jadi terpaksa begini. Anak-anak saya semua di Jawa,” terangnya.
Sementara Tn, mengaku baru dua hari di PPU. Dia baru kembali dari Jawa, setelah mengebumikan sang ayah. Tn tak menepis sudah pernah diamankan Satpol PP. “Tadi ada yang minta dilayani, belum sempat ngapa-ngapain sudah digerebek,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Su menampik jika dia disebut muncikari. Keberadaan Sr dan Tn di rumahnya, hanya untuk menjaga. “Saya sedang di kebun waktu petugas datang. Mereka saya suruh jaga rumah,” terangnya.
Su boleh berkelit, tapi Satpol PP merasa memiliki bukti kuat kalau dia ikut terlibat. Tindakan tegas pun akan diambil aparat. “Besok (hari ini, Red) kami akan bongkar rumahnya,” pungkas Denny. [] KP