BONTANG – Teka-teki soal penyebab tewasnya guru SD YPVDP (Vidatra) bernama Lugito pada Jumat (15/5) lalu belum terjawab. Hingga Minggu (17/5) kemarin, polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.
Kapolres AKBP Heri Sasangka, melalui Kasat Reskrim AKP Ade Herri Sistriawan mengatakan, hasil visum et repertum dari RS Badak KSO-BP belum keluar. Sehingga, secara medis belum bisa diketahui penyebab tewasnya korban. Meski keluarga korban sudah ikhlas dan menolak dilakukan autopsi, namun penyebab kematian korban perlu diketahui agar semakin jelas kasusnya.
“Kami juga tengah melakukan uji ilmiah terhadap kematian korban. Beberapa alat bukti yang ada di TKP (tempat kejadian perkara) sedang diperiksa, termasuk laptop, telepon genggam, hingga mobil korban. Nantinya, hasil dari pengujian anggota kami akan disinkronkan dengan hasil visum,” katanya, kemarin.
Tim Indonesia Automatic Finger Print Indentification System (Inafis) dan penyidik Sat Reskrim Polres Bontang pun tengah berusaha mengungkap kasus tersebut. Bahkan, Inafis Polres Bontang juga dilengkapi peralatan canggih untuk mendukung upaya penyelidikan. Termasuk alat terbaru mereka, Kitagawa AP-20 Aspirating Pump yang berguna untuk mendeteksi adanya gas beracun.
“Segala upaya kami lakukan untuk mengetahui penyebab tewasnya korban. Termasuk penggunaan pendeteksi gas. Selain itu, kami juga masih menunggu hasil visum dari rumah sakit. Karena, yang mengeluarkan hasil visum adalah dokter,” katanya.
Dia berharap, dalam waktu dekat hasil visum dari RS Badak segera dikeluarkan dan selanjutnya akan disinkronkan dengan hasil uji ilmiah oleh Inafis. “Karena TKP berada di parkiran RS Badak, dan dokter RS Badak menyanggupi visum, makanya kami serahkan proses visum. Jadi, kami tinggal tunggu hasilnya saja,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jumat sekira pukul 15.00 Wita, Lugito ditemukan tak bernyawa di dalam mobil Daihatsu Terios warna hitam KT 1312 DJ miliknya. Saat ditemukan, jasad guru Matematika tersebut tengah duduk di ruang kemudi, dengan posisi jok ditidurkan. Korban pun tampak terlentang. Dia mengenakan baju polo warna merah dengan lambang Badak LNG. Tak hanya menemukan jasad, polisi juga menemukan uang puluhan juta rupiah, serta tas berisi surat-surat dan laptop.
Belum diketahui secara pasti penyebab kematian warga PC VI nomor 9A kawasan Badak LNG tersebut. [] KP