Trump Disorot PBB, Rencana untuk Gaza Dinilai Tak Bermoral

Trump Disorot PBB, Rencana untuk Gaza Dinilai Tak Bermoral

KOPENHAGEN – Selain kritik dari Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, sejumlah negara dan organisasi internasional juga menanggapi keras wacana yang diajukan oleh Presiden Trump.

Sejumlah pemimpin negara Timur Tengah, termasuk Turki, Yordania, dan Mesir, menyebut rencana tersebut sebagai langkah yang sangat berbahaya dan tidak dapat diterima, karena bisa meningkatkan ketegangan yang sudah sangat tinggi di wilayah tersebut.

Mereka juga menekankan bahwa proposal tersebut memperburuk posisi Palestina dan semakin jauh dari solusi dua negara yang sudah lama didorong oleh komunitas internasional sebagai jalan keluar dari konflik yang berlangsung puluhan tahun.

Hal ini juga menambah kegelisahan tentang masa depan perdamaian di Timur Tengah, yang telah terancam oleh kebijakan sepihak yang dapat memicu lebih banyak kekerasan.

Sementara itu, negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman secara tegas menolak rencana tersebut, dengan alasan bahwa penyelesaian konflik Palestina-Israel hanya bisa dicapai melalui dialog yang adil, pengakuan hak-hak Palestina, dan upaya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Menurut mereka, kebijakan ini lebih banyak mengarah pada eskalasi ketegangan daripada menciptakan solusi damai.

Albanese juga memperingatkan bahwa meskipun ada berbagai upaya untuk menawarkan bantuan ekonomi dan pembangunan kepada Palestina, hal tersebut tidak akan menyelesaikan akar masalah.

Menurutnya, kemiskinan dan ketidakstabilan politik hanya dapat diatasi dengan menghormati hak-hak dasar Palestina, yang termasuk hak untuk merdeka dan menentukan nasib sendiri tanpa adanya penindasan atau pengusiran paksa.

Wacana Trump semakin mengisolasi Amerika Serikat dalam diplomasi internasional, di mana banyak pihak mulai mempertanyakan komitmen AS terhadap prinsip-prinsip perdamaian dan keadilan di Timur Tengah.

Pengusulan relokasi dan penguasaan Gaza oleh AS juga menjadi sorotan karena dianggap merusak upaya-upaya yang sudah dilakukan dalam beberapa dekade untuk memediasi perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.

Dengan adanya reaksi keras dari berbagai pihak, rencana tersebut semakin terlihat sebagai upaya yang tidak hanya menyulitkan prospek perdamaian, tetapi juga memperburuk hubungan internasional AS dengan negara-negara besar dan sekutu di kawasan yang memiliki kepentingan terhadap penyelesaian konflik Palestina-Israel yang adil dan berkelanjutan.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional