Publik Malaysia menyambut dengan antusias penetapan mantan Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob sebagai tersangka kasus korupsi. Dengan ini, Ismail Sabri menyusul dua pendahulunya, Muhyiddin Yassin dan Najib Razak, yang lebih dulu terseret dalam skandal serupa.
Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) menetapkan Ismail Sabri sebagai tersangka dalam kasus korupsi senilai RM700 juta atau sekitar Rp2,6 triliun. Uang tunai, emas, dan barang-barang mewah yang terkait dengan kasus ini disita dari beberapa lokasi yang diduga menjadi tempat penyimpanan oleh orang-orang dekatnya. Publik Malaysia tidak terkejut dengan kasus ini.
Malahan, banyak yang mengejek Ismail Sabri di media sosial, terutama karena kasus ini terjadi meskipun masa jabatannya sangat singkat, yakni hanya 15 bulan dari 2021 hingga 2022. Dalam penyitaan, ditemukan 16 batangan emas, uang tunai dalam jumlah besar, serta jam tangan mewah Hublot. Kritik terhadap Ismail Sabri terutama mengarah pada bagaimana seorang pejabat yang hanya memerintah dalam waktu singkat bisa mengumpulkan harta sebesar itu.
Sebelumnya, mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin juga telah didakwa dua tahun lalu atas dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang. Ia dituduh menerima suap senilai RM232,5 juta atau sekitar Rp856 miliar selama 17 bulan masa jabatannya sebagai PM Malaysia dari Maret 2020 hingga Agustus 2021.
Skandal korupsi terbesar dalam sejarah Malaysia tetap dipegang oleh Najib Razak, yang disebut menyalurkan lebih dari RM2,67 miliar atau sekitar Rp9,8 triliun ke rekening pribadinya melalui 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Meski hingga kini ia membantah, Najib telah dipenjara selama enam tahun akibat kasus korupsi terkait dana SRC International, salah satu anak usaha 1MDB.
Selain itu, skandal 1MDB juga menyeret nama Jho Low, seorang pengusaha yang disebut sebagai dalang utama dalam penggelapan dana lebih dari USD4,5 miliar atau sekitar Rp70 triliun dari 1MDB. Uang hasil korupsi itu diduga digunakan untuk membeli superyacht Equanimity, mendanai perusahaan film Hollywood Red Granite Pictures, memproduksi film The Wolf of Wall Street, serta membiayai gaya hidup mewah Najib, istrinya Rosmah Mansor, serta anak tirinya Riza Aziz.
Penetapan tiga mantan PM sebagai tersangka korupsi semakin memperburuk citra politik Malaysia di mata masyarakat. Banyak warga yang merasa senang melihat hukum akhirnya menyentuh para pejabat tinggi yang diduga korup, tetapi juga khawatir terhadap budaya korupsi yang mengakar dalam politik Malaysia. Kasus ini juga menjadi momentum bagi MACC untuk membuktikan bahwa hukum berlaku bagi siapa saja, termasuk pemimpin negara.[]
Putri Aulia Maharani