RI-ASEAN Bersiap Lawan Kebijakan Tarif Trump

RI-ASEAN Bersiap Lawan Kebijakan Tarif Trump

JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tengah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menghadapi kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Rabu (2/4/2025).

Dalam rilis resmi yang dikeluarkan pada Kamis (3/4/2025), Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan bahwa Indonesia sedang merancang berbagai langkah untuk merespons kebijakan baru AS. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjalin komunikasi dengan Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN.

“Indonesia telah berkomunikasi dengan Malaysia selaku pemegang Keketuaan ASEAN untuk mengambil langkah bersama mengingat 10 negara ASEAN terdampak oleh pengenaan tarif AS,” demikian pernyataan resmi Kemlu RI.

Dampak Tarif Resiprokal bagi Negara-Negara ASEAN

Kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan AS terhadap negara-negara ASEAN memiliki besaran yang bervariasi. Berdasarkan laporan terbaru, tarif yang dikenakan kepada Indonesia mencapai 32 persen, sementara Malaysia dikenakan tarif sebesar 24 persen.

Negara lain di kawasan ASEAN juga terkena dampaknya, seperti Vietnam dengan tarif 46 persen, Kamboja 49 persen, Singapura 10 persen, dan Filipina 17 persen. Selain itu, AS juga memberlakukan tarif terhadap Thailand sebesar 36 persen, Laos 48 persen, Brunei 24 persen, serta Timor Leste 10 persen.

Langkah Diplomasi dan Negosiasi dengan AS

Untuk menghadapi kebijakan ini, Indonesia akan terus menjalin komunikasi dengan Pemerintah AS melalui berbagai jalur diplomasi. Salah satu langkah yang disiapkan adalah mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington D.C. guna melakukan negosiasi langsung dengan pihak AS.

“Termasuk mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Washington D.C. untuk melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah AS,” lanjut pernyataan Kemlu RI.Sebagai bagian dari negosiasi tersebut, Indonesia juga telah menyiapkan berbagai strategi guna menanggapi isu-isu yang disoroti oleh Pemerintah AS, terutama yang tertuang dalam laporan National Trade Estimate (NTE) 2025 yang diterbitkan oleh United States Trade Representative (USTR).

Dampak terhadap Ekspor Indonesia ke AS

Pemerintah Indonesia mengakui bahwa kebijakan tarif resiprokal ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap daya saing ekspor nasional ke pasar AS.

Selama ini, beberapa produk utama Indonesia yang diekspor ke AS meliputi elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, minyak kelapa sawit (palm oil), karet, furnitur, serta produk perikanan seperti udang dan hasil laut lainnya. Dengan adanya tarif tambahan, daya saing produk-produk ini di pasar AS bisa mengalami penurunan.

Sebagai langkah antisipasi, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya akan terus berkoordinasi untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi kebijakan perdagangan AS yang semakin proteksionis.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional