SOLO – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agung Jabo Priyono melakukan kunjungan ke Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (09/05/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan fasilitas yang akan digunakan sebagai Sekolah Rakyat. Agung didampingi oleh Kepala Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Nova Dwiyanto Suli.
Dalam tinjauannya, Agung berkeliling area seluas lima hektar yang mencakup ruang kelas, asrama, tempat ibadah, ruang makan, dapur, dan fasilitas olahraga. Ia menilai infrastruktur yang ada sudah sangat siap dan dalam kondisi baik.
“Tadi kita lihat ada ruang kelas bagus, asrama bagus, dapur bagus, ruang makan bagus, masjid ada, ruang kerohanian untuk saudara-saudara kristiani ada, lab ada, lapangan ada,” ujarnya.
Sekolah Rakyat di Solo direncanakan akan dibuka pada tahun ajaran baru 2025/2026, tepatnya pada bulan Juli, untuk jenjang SMA. Pada tahun pertama, sekolah ini akan menerima 100 siswa yang terbagi dalam empat rombongan belajar (rombel), dengan masing-masing rombel terdiri dari 25 siswa. “Kita sedang mengasesmen. Nanti kita koordinasi dengan PU (Kemen PU) apakah kapasitasnya bisa ditambah,” ungkap Agung.
Sekolah Rakyat ini akan menerapkan sistem boarding. Tujuannya adalah untuk membekali siswa dengan ilmu, karakter (kebangsaan dan keagamaan), serta keterampilan (vokasi). “Supaya kalau mereka tidak melanjutkan ke perguruan tinggi mau bekerja, nanti bekerja sambil kuliah kita sudah menyiapkan keterampilan buat anak-anak kita itu,” tandasnya.
Sebelumnya, Plt Kepala Dinsos Solo, Hery Mulyono, mengungkapkan bahwa terdapat 292 pendaftar untuk sekolah rakyat tersebut. “Berdasarkan informasi dari Direktur Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, itu sudah ada 292 pendaftar,” kata Hery saat dikonfirmasi melalui telepon pada Selasa (06/05/2025). Mereka akan diseleksi untuk mengisi kuota yang telah ditetapkan, yaitu 100 siswa atau empat rombel.
Program Sekolah Rakyat ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah ini tidak hanya menyediakan fasilitas pendidikan formal, tetapi juga membekali siswa dengan keterampilan yang dapat membantu mereka mandiri di masa depan.
Dengan adanya Sekolah Rakyat di Solo, diharapkan dapat memberikan kesempatan pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, serta menjadi model pendidikan inklusif yang mampu mengangkat anak-anak dari keluarga miskin keluar dari lingkaran kemiskinan. []
Diyan Febriana Citra.