JAKARTA – Prediksi mengenai akhir dari alam semesta kembali menjadi sorotan setelah sekelompok ilmuwan kosmologi mengungkapkan kemungkinan bahwa kiamat kosmik bisa terjadi jauh lebih cepat dari dugaan sebelumnya. Temuan ini memicu diskusi hangat di kalangan akademisi dan masyarakat ilmiah global.
Selama bertahun-tahun, para ahli berpegang pada teori “Big Freeze” sebagai skenario akhir dari alam semesta. Dalam skenario tersebut, ekspansi alam semesta terus berlangsung hingga seluruh energi terkuras dan semua objek langit menjadi semakin berjauhan serta dingin. Prediksi awal menyebutkan hal ini akan terjadi dalam waktu miliaran tahun mendatang.
Namun, studi terbaru dari sejumlah peneliti kosmologi menawarkan pandangan yang mengubah paradigma. Berdasarkan hasil simulasi komputer canggih, ilmuwan menemukan bahwa ekspansi semesta tidak bersifat mutlak dan bisa saja melambat bahkan berbalik arah. Proses ini, jika benar, akan mengarah pada skenario “Big Crunch” — yaitu saat seluruh materi di alam semesta runtuh kembali menjadi satu titik tunggal, mirip dengan kondisi awal sebelum Big Bang.
“Ini tidak berarti kiamat akan terjadi besok, tapi waktunya bisa jauh lebih singkat dari dugaan sebelumnya,” ujar Dr. Elena Rodriguez, fisikawan teoretis yang terlibat dalam proyek tersebut. Ia menambahkan bahwa, “Jika skenario ini benar, maka usia alam semesta seperti yang kita kenal mungkin sudah melewati setengah perjalanan menuju akhir.”
Meski belum ada bukti konkret yang mengonfirmasi bahwa kehancuran kosmik telah dimulai, para ilmuwan mendesak adanya peningkatan pemantauan terhadap fluktuasi energi gelap dan struktur besar alam semesta. Mereka menyebut bahwa anomali sekecil apa pun dalam parameter kosmologis bisa menjadi indikasi awal dari perubahan besar yang sedang terjadi.
Pertanyaan besar yang kini mengemuka adalah: apakah tanda-tanda awal dari akhir semesta sudah mulai tampak, namun luput dari pengamatan manusia? Sampai saat ini, belum ada jawaban pasti. Namun, diskusi tentang takdir akhir alam semesta kini kembali menjadi pusat perhatian, membuka peluang eksplorasi ilmiah yang lebih luas terhadap misteri kosmik yang belum terpecahkan.[]
Putri Aulia Maharani