Gara-Gara Agen Cuma Satu, Distrubusi Elpiji 12 kg Sering Terkendala

Gara-Gara Agen Cuma Satu, Distrubusi Elpiji 12 kg Sering Terkendala

TARAKAN – Masyarakat Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara) sering kesulitan mendapatkan gas elpiji 12 kilogram (kg). Bermasalahnya distribusi elpiji 12 kg ini tidak lain karena agen yang ditunjuk Pertamina hanya ada satu di Tarakan. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disperindagkop dan UMKM) meminta agen ditambah sehingga bisa memudahkan distribusinya di masyarakat.

“Sebab sampai saat ini pendistribusian gas elpiji 12 kg yang dilakukan Pertamina masih mandek-mandek. Padahal kalau sudah ada konservasi gas elpiji 3 kilogram, seharusnya gas elpiji 12 kg di Tarakan tidak boleh kosong dan Pertamina wajib menyediakan,” kata Kepala Disperindagkop dan UMKM Tarakan, Tajuddin Tuwo, Senin (8/6/2015) usai melakukan rapat dengar pendapat di Kantor DPRD Tarakan.

Menurut Tajuddin, alasan pendistribusian gas elpiji 12 kg dari Pertamina sering mandek karena di Tarakan agen gas elpiji 12 kg itu hanya satu. Padahal, Disperindagkop dan UMKM Tarakan sudah mengusulkan penambahan agen. “Kami ini sudah usulkan minta kepada Pertamina untuk menambah agen, tapi ternyata sampai saat ini belum ditindaklanjuti. Malahan Pertamina menunjuk agen pembantu yaitu Ibu Julia untuk diberikan kuota gas elpiji 12 kg sebanyak 5.000 tabung. Namun kenyataanya sampai saat ini realisasinya belum ada,” ujarnya.

Tajuddin mengatakan, Pertamina harus mengusahakan untuk mendistribusikan gas elpiji 12 kg tepat waktu. Apabila tidak dilakukan, dikhawatirkan pengguna gas elpiji 12 kg, ikut mengantre membeli gas elpiji 3 kg. “Apalagi tabung kuning dari Malaysia yang biasa digunakan masyarakat Tarakan sudah jarang ada. Tentunya hal ini menyulitkan bagi pengguna gas elpiji yang non subsdi,” tegasnya.

KARTU KENDALI

Sementara untuk distribusi elpiji 3 kg, pihak Disperindagkop dan UMKM akan memberlakukan kartu kendali kepada masyarakat. Tajuddin Tuwo mengungkapkan, rencananya sebelum puasa pemberlakukan kartu kendali ini sudah dilakukan.

Disperindagkop sendiri telah mencetak 45 ribu kartu kendali yang dikhususkan kepada masyarakat rumah tangga. “Kartu kendali hari ini sudah selesai dicetak. Saat ini kami masih menunggu data atau jumlah daftar kepala keluarga (KK) dari RT masing-masing berapa jumlah KK yang dianggap atau layak menggunakan gas elpiji 3 kilogram. Kalau sudah datanya kami terima, kami langsung memberlakukannya yah kami perkirakan sebelum puasa,” ucapnya.

Menurut Tajuddin, diberlakukannya kartu kendali, agar gas elpiji 3 kilogram tetap sasaran. Pasalnya gas melon ini merupakan gas subsidi dari pemerintah, sehingga hanya masyarakat yang kurang mampu yang diperbolehkan menggunakan gas elpiji 3 kilogram. “Dengan adanya kartu kendali diharapkan gas elpiji 3 kilogram tetap sasaran, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang tidak mampu mengeluhkan tidak mendapatkan gas elpiji 3 kilogram. Sedangkan masyarakat mampu kami mengharapkan menggunakan gas elpiji 12 kilogram, karena gas ini non subsdi,” ungkapnya. [] TBK

Serba-Serbi