Bandara Yaman Dibom Israel, Pesawat Jemaah Haji Hancur

Bandara Yaman Dibom Israel, Pesawat Jemaah Haji Hancur

JAKARTA – Situasi di Timur Tengah kembali memanas setelah militer Israel melakukan serangan udara terhadap bandara internasional utama di Sanaa, ibu kota Yaman, pada Rabu (28/5/2025). Tindakan ini disebut sebagai respons atas serangan roket yang diluncurkan oleh kelompok pemberontak Houthi ke wilayah Israel sehari sebelumnya.

Menurut laporan media internasional, serangan udara Israel tersebut menargetkan infrastruktur utama bandara yang diduga digunakan oleh Houthi untuk meluncurkan serangan ke luar wilayah Yaman. Kendati demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari otoritas Yaman maupun pihak Houthi mengenai dampak dari serangan tersebut, termasuk potensi korban jiwa ataupun kerusakan fasilitas sipil.

Kelompok Houthi, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan Iran, sebelumnya mengklaim telah meluncurkan dua proyektil ke arah wilayah Israel. Meskipun proyektil tersebut belum dikonfirmasi secara independen mengenai titik jatuh atau dampak yang ditimbulkan, Israel menilai serangan tersebut sebagai ancaman serius terhadap kedaulatan dan keamanan nasionalnya.

Langkah militer Israel tersebut menambah daftar panjang konflik bersenjata yang melibatkan berbagai aktor regional di kawasan Timur Tengah. Sanaa, yang sejak lama dikuasai oleh pemberontak Houthi, telah menjadi pusat ketegangan antara koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan kelompok Houthi dalam konflik berkepanjangan yang telah berlangsung sejak 2015.

Para pengamat menilai, serangan Israel ini berpotensi memperluas skala konflik lintas negara di kawasan. Selain itu, keterlibatan pihak asing dalam konflik Yaman semakin menunjukkan bahwa isu lokal dapat dengan cepat menjalar menjadi persoalan geopolitik global.

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Israel belum memberikan keterangan rinci terkait misi udara tersebut, sementara komunitas internasional menyerukan semua pihak untuk menahan diri guna mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat membahayakan stabilitas kawasan.[]

 

Putri Aulia Maharani

 

 

Internasional