Anak Sering Dicium: Risiko Tertular Bakteri TBC?

Anak Sering Dicium: Risiko Tertular Bakteri TBC?

JAKARTA — Kewaspadaan terhadap penularan tuberkulosis (TBC) pada anak-anak perlu ditingkatkan, mengingat penyakit ini dapat berdampak serius pada sistem pernapasan, terutama paru-paru. TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan umumnya menyebar melalui udara ketika penderita batuk, bersin, atau berbicara.

Dalam konteks penularan, banyak anggapan keliru yang berkembang di masyarakat, salah satunya terkait kemungkinan TBC menular melalui kontak fisik ringan seperti berpelukan, berbagi peralatan makan, atau bahkan berciuman. Menanggapi hal ini, pakar penyakit paru Profesor Faisal Yunus menegaskan bahwa TBC tidak menular melalui ciuman, kecuali jika disertai dengan paparan langsung terhadap droplet (percikan ludah atau dahak) dari penderita yang batuk atau bersin.

“Ciuman itu sendiri tidak menularkan TBC. Namun jika penderita batuk atau bersin dekat wajah anak saat berciuman, maka risikonya bisa meningkat,” ujar Faisal.

Menurutnya, penularan TBC terjadi ketika seseorang menghirup partikel udara yang mengandung bakteri dari penderita aktif, terutama jika terjadi dalam ruangan tertutup atau kontak dalam waktu lama. Oleh karena itu, paparan jangka panjang terhadap penderita aktif lebih berisiko dibanding interaksi sesaat.

Adapun beberapa hal yang tidak menularkan TBC di antaranya adalah bersalaman, berbagi pakaian, menggunakan toilet yang sama, atau berbagi makanan. Selain itu, penggunaan barang pribadi seperti sikat gigi juga bukan media penyebaran TBC.

Namun, masyarakat tetap diimbau waspada, terutama bagi anak-anak dan individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS, karena mereka lebih rentan terinfeksi. Faisal menambahkan bahwa seseorang yang telah menjalani pengobatan TBC selama dua minggu biasanya tidak lagi menular, asalkan pengobatan dilanjutkan secara konsisten sesuai anjuran dokter.

Pemeriksaan dini, seperti uji tuberkulin (tes PPD), disarankan bagi mereka yang pernah berkontak erat dengan penderita TBC aktif. Langkah ini penting guna mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi dan membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Dengan pengetahuan yang benar dan kesadaran kolektif, penularan TBC, khususnya pada anak-anak, dapat dicegah. Peran keluarga dan lingkungan sekitar sangat krusial dalam mendeteksi gejala awal dan memberikan perlindungan bagi kelompok rentan.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional