Penurunan Ekspor Batu Bara RI ke China Capai 15%

Penurunan Ekspor Batu Bara RI ke China Capai 15%

JAKARTA — Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengungkapkan bahwa ekspor batu bara nasional ke dua negara tujuan utama, yakni China dan India, mengalami penurunan signifikan sejak awal tahun 2025. Anjloknya volume ekspor ini dinilai menjadi tantangan serius bagi industri batu bara Tanah Air di tengah upaya mempertahankan kinerja ekspor dan menjaga stabilitas pasar energi domestik.

Disampaikan dalam program Nation Hub CNBC Indonesia pada Jumat (26/6), penurunan permintaan dari China dan India diduga disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan energi masing-masing negara yang kian berorientasi pada transisi energi dan peningkatan produksi dalam negeri. China, misalnya, secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap batu bara impor sebagai bagian dari komitmennya dalam mencapai netral karbon.

India pun disebut mulai meningkatkan kapasitas produksi batu bara lokal guna menekan impor dan menjaga ketahanan energi nasionalnya. Di sisi lain, tekanan geopolitik serta volatilitas harga komoditas global turut memperburuk situasi pasar ekspor bagi pelaku usaha batu bara Indonesia.

Sekretaris Jenderal APBI, dalam pernyataannya, menegaskan bahwa anjloknya ekspor ini bukan hanya berdampak pada penerimaan negara dari sektor tambang, tetapi juga mengganggu arus kas sejumlah perusahaan tambang nasional. Ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah strategis, termasuk dengan menjaga kepastian regulasi serta memperluas akses pasar ekspor ke negara-negara baru yang masih membutuhkan pasokan energi berbasis fosil.

“Penurunan ekspor ini sudah terasa sejak kuartal pertama 2025 dan kami terus melakukan evaluasi serta komunikasi dengan pemerintah terkait langkah mitigasi. Stabilitas industri batu bara sangat bergantung pada kepastian regulasi dan dukungan dalam pembukaan pasar alternatif,” ujarnya.

APBI juga menyerukan agar kebijakan ekspor berbasis Harga Batu Bara Acuan (HBA) diterapkan secara bertahap agar tidak membebani pelaku industri, terutama di tengah kondisi pasar yang sedang lesu. Ketidakpastian regulasi, menurut asosiasi, dapat menimbulkan ketidakpastian dalam kontrak dagang jangka panjang yang menjadi andalan ekspor Indonesia ke sejumlah negara mitra.

Hingga kini, pemerintah belum memberikan pernyataan resmi terkait upaya penanganan penurunan ekspor ini. Namun, berbagai kalangan menilai, diversifikasi pasar dan transformasi kebijakan energi menjadi kunci untuk menjaga daya saing ekspor batu bara Indonesia di masa mendatang.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional