LUMAJANG – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat. Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami erupsi pada Rabu pagi (02/07/2025), menghembuskan abu vulkanik hingga setinggi 700 meter di atas puncaknya.
Erupsi tercatat terjadi sekitar pukul 07.00 WIB dan terekam jelas dalam data seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan amplitudo maksimum mencapai 22 milimeter serta berlangsung selama 139 detik. Kolom abu terpantau berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal mengarah ke utara.
PVMBG menetapkan status aktivitas Gunung Semeru pada Level II atau Waspada, yang berarti potensi bahaya masih ada dan masyarakat diminta meningkatkan kesiapsiagaan. Sesuai imbauan resmi, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 8 kilometer dari puncak gunung, terutama pada sektor tenggara di sepanjang jalur aliran Besuk Kobokan.
“Masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah aktif, dan juga diminta menjauhi 500 meter dari tepi alur sungai Besuk Kobokan,” demikian pernyataan PVMBG melalui rilis resminya, Rabu pagi.
Langkah ini penting dilakukan karena wilayah tersebut berpotensi dilanda awan panas guguran maupun aliran lahar, terutama jika terjadi hujan deras yang bisa memicu lahar hujan. Berdasarkan peta potensi bahaya, aliran material vulkanik bisa mencapai jarak hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
Warga yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai atau lembah yang berhulu langsung ke Semeru, diminta untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya guguran lava maupun lahar hujan yang bisa terjadi sewaktu-waktu, terlebih di musim hujan seperti saat ini.
Hingga laporan ini diterbitkan, belum ada informasi mengenai korban jiwa maupun kerusakan signifikan akibat erupsi tersebut. Namun, sejumlah warga di sekitar lereng gunung telah mengaku melihat semburan abu dari kejauhan dan mengantisipasi dengan memakai masker serta menjauhi jalur-jalur yang rawan terdampak.
PVMBG juga mengimbau agar masyarakat senantiasa mengikuti perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Semeru melalui kanal resmi, serta tidak mudah percaya terhadap kabar atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Erupsi Semeru kali ini menambah daftar panjang aktivitas gunung api di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, mengingat kondisi geologi kawasan cincin api Pasifik yang memang aktif. Meskipun erupsi tergolong ringan, potensi bahayanya tetap tinggi, terutama jika terjadi perubahan cuaca yang dapat mempercepat pergerakan lahar dan material guguran.
Pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang juga telah mengaktifkan posko siaga dan menyatakan kesiapan untuk mengevakuasi warga apabila kondisi memburuk. []
Diyan Febriana Citra.