Waspada: IHSG dan Rupiah Akan Bergejolak Besok

Waspada: IHSG dan Rupiah Akan Bergejolak Besok

JAKARTA — Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran kembali memuncak setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir di Iran, Sabtu (21/6/2025). Serangan yang menargetkan lokasi Fordow, Natanz, dan Isfahan ini diproyeksikan berdampak besar terhadap stabilitas kawasan, sekaligus menimbulkan tekanan pada pasar keuangan global, termasuk Indonesia.

Presiden Trump mengumumkan bahwa serangan militer tersebut berhasil dilakukan tanpa kehilangan satu pun personel militer AS. Ia juga menyampaikan seruan untuk perdamaian pasca-operasi militer tersebut. “Semua pesawat kembali dengan selamat. Kini saatnya untuk perdamaian,” tulis Trump melalui media sosial.

Namun, klaim tersebut dibantah oleh pemerintah Iran. Kantor berita resmi IRNA menyebutkan bahwa tidak ada kerusakan besar yang terjadi di lokasi yang disasar, terutama di fasilitas nuklir bawah tanah Fordow. Pejabat lokal bahkan menyatakan bahwa aktivitas masyarakat tetap berjalan normal tanpa tanda-tanda adanya ledakan dahsyat.

Sejumlah pengamat menilai bahwa tindakan militer ini berisiko memperburuk konflik yang tengah berlangsung di Timur Tengah. Iran sendiri menuduh AS melakukan pelanggaran hukum internasional dan menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai serta diawasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Imbas dari ketegangan tersebut langsung terasa di pasar keuangan Tanah Air. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu ditutup melemah 0,88% ke posisi 6.907,14—angka terendah dalam satu bulan terakhir. Dalam sepekan, IHSG telah merosot hingga 3,61%, menjadi penurunan mingguan terburuk sepanjang 2025.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat mengalami penguatan tipis sebesar 0,06% ke level Rp16.380 per dolar AS. Namun, ancaman gejolak geopolitik global membuat tekanan terhadap mata uang domestik tetap tinggi, terutama jika konflik Iran-AS semakin meluas dan menimbulkan ketidakpastian ekonomi global.

Pekan depan diprediksi masih penuh tantangan bagi pasar domestik. Dengan hanya empat hari perdagangan akibat libur nasional pada Jumat (27/6), pelaku pasar akan mencermati perkembangan lanjutan konflik Iran-AS, serta sejumlah indikator ekonomi seperti rilis data uang beredar dari Bank Indonesia dan laporan inflasi dari AS.

Pengamat menilai, pelaku pasar perlu mewaspadai sentimen eksternal yang bersifat non-ekonomi, karena volatilitas pasar saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh indikator fundamental, tetapi juga oleh dinamika politik global yang bergerak cepat dan tidak dapat diprediksi.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional