Usai Komentar Trump, Sidang Korupsi Netanyahu Ditunda di Yerusalem

Usai Komentar Trump, Sidang Korupsi Netanyahu Ditunda di Yerusalem

YERUSALEM – Pengadilan Distrik Yerusalem resmi menunda persidangan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sidang yang seharusnya berlangsung pada Senin (30/6) itu batal digelar setelah muncul permintaan dari kalangan pimpinan Israel dengan alasan keamanan dan pertimbangan diplomatik.

Penundaan tersebut memicu sorotan publik, terutama karena terjadi setelah mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengomentari kasus tersebut secara terbuka. Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump menyebut proses hukum yang tengah dihadapi Netanyahu sebagai bentuk “perburuan penyihir politik” yang menurutnya mirip dengan tuduhan yang pernah ia alami selama menjabat sebagai Presiden AS.

Trump juga menyatakan bahwa persidangan terhadap Netanyahu dapat mengganggu peran strategisnya dalam negosiasi krusial, termasuk pembicaraan dengan kelompok militan Hamas dan isu-isu keamanan terkait Iran. Pernyataan tersebut muncul tidak lama setelah pengadilan sebelumnya menolak permintaan Netanyahu untuk menunda kesaksiannya dengan alasan serupa.

Reuters melaporkan bahwa keputusan penundaan sidang telah dikonfirmasi oleh pejabat tinggi dari dinas intelijen Mossad dan militer Israel. Hal ini memperkuat spekulasi bahwa tekanan dari elit politik dan keamanan Israel turut memengaruhi proses peradilan.

Netanyahu didakwa pada 2019 atas sejumlah tuduhan, di antaranya suap, penipuan, serta pelanggaran kepercayaan publik. Meski demikian, ia secara konsisten membantah tuduhan tersebut dan menyebut proses hukum yang dijalaninya sebagai upaya terorganisasi dari kelompok oposisi untuk menjatuhkannya dari kekuasaan.

Menanggapi pembatalan sidang tersebut, Trump kembali menegaskan dukungannya terhadap Netanyahu. Ia menggambarkan sang perdana menteri sebagai pahlawan nasional Israel dan mitra penting bagi Amerika Serikat, terutama dalam isu nuklir Iran dan upaya pembebasan sandera dari tangan Hamas.

“Bagaimana mungkin seorang perdana menteri dipaksa duduk di ruang sidang hanya karena hal sepele seperti cerutu dan boneka? Ini sungguh perburuan penyihir,” tulis Trump dalam pernyataannya.

Pihak kejaksaan Israel memilih untuk tidak memberikan komentar atas pernyataan Trump tersebut. Sementara itu, Netanyahu menanggapi unggahan tersebut dengan me-retweet dan memberikan balasan singkat, “Terima kasih lagi, @realDonaldTrump. Bersama, kita akan menjadikan Timur Tengah Hebat Kembali!”

t

Penundaan sidang ini kembali menyoroti kerentanan sistem hukum Israel terhadap intervensi politik, serta memperlihatkan pengaruh besar yang masih dimiliki Trump dalam dinamika politik kawasan, bahkan setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden AS.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional