PARLEMENTARIA – Kerusakan parah pada jalur Poros Belayan kian mendesak pemerintah untuk segera melakukan penanganan serius. Ruas jalan yang menjadi satu-satunya akses darat bagi puluhan desa di pedalaman Kutai Kartanegara (Kukar) itu bukan hanya infrastruktur penghubung, tetapi urat nadi distribusi bahan pokok, logistik, dan layanan dasar masyarakat.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim) Salehuddin menyuarakan persoalan itu. Ia menegaskan tentang pentingnya jalur Poros Belayan yang membentang dari Desa Sebelimbingan di Kecamatan Kota Bangun hingga Desa Teluk Muda di Kecamatan Kenohan. Jalur ini juga menjadi rute strategis warga Kutai Barat untuk menuju Tenggarong maupun Samarinda dengan waktu tempuh lebih singkat.
“Jalur poros Belayan sangat strategis. Selain menjadi urat nadi masyarakat pedalaman Kukar, jalur ini juga digunakan warga Kutai Barat untuk memperpendek waktu tempuh ke Tenggarong dan Samarinda,” ujar Salehuddin kepada awak media di Kantor DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda, Kamis (05/06/2025) kemarin.
Namun, kondisi jalan yang rusak berat semakin mempersulit distribusi kebutuhan pokok, terutama saat musim hujan atau banjir. Salehuddin menjelaskan bahwa setiap kali banjir melanda, harga bahan pangan melonjak drastis karena pasokan barang tersendat di jalur yang tidak layak dilalui. “Jalan ini bukan sekadar infrastruktur, tapi penopang ekonomi dan akses layanan bagi warga. Kami di DPRD Kaltim akan terus memperjuangkan perbaikan menyeluruh, bukan sekadar tambal jalan,” tegasnya.
Menurut legislator Partai Golkar tersebut, upaya penanganan masih terbentur keterbatasan pendanaan. Anggaran yang sebelumnya diusulkan melalui APBD Provinsi Kaltim batal direalisasikan akibat kebijakan rasionalisasi belanja daerah. Kini, hanya sekitar Rp20 miliar yang dialokasikan melalui APBD Murni Kabupaten Kukar, jumlah yang dinilai sangat jauh dari kebutuhan riil untuk perbaikan total. “Kita perlu anggaran lebih besar untuk membenahi seluruh ruas jalan yang rusak,” katanya.
Salehuddin menilai, kondisi geografis yang didominasi lahan rawa dan tepi sungai menuntut pendekatan teknis yang tepat. Ia menekankan perlunya sistem pile slab atau konstruksi layang agar jalan lebih tahan lama. “Karakter tanah di sana sangat menantang. Jika hanya tambal sulam, jalan akan cepat rusak kembali. Pendekatan teknis yang tepat sangat dibutuhkan agar hasilnya tahan lama dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Ia menegaskan DPRD Kaltim akan terus mengawal upaya perbaikan jalan ini sebagai prioritas, karena keberadaan infrastruktur yang layak adalah prasyarat utama pemerataan ekonomi di pedalaman Kukar dan Kutai Barat. []
Penulis: Muhamaddong | Penyunting: Agnes Wiguna