JAKARTA — Sebuah kebakaran terjadi di kawasan padat dekat perlintasan rel kereta api di sekitar Stasiun Angke, Jakarta Barat, Selasa (15/07/2025). Peristiwa ini kembali mengingatkan publik akan pentingnya pengawasan terhadap pemukiman dan aktivitas di sekitar jalur transportasi publik.
Api dilaporkan mulai membesar sekitar pukul 14.27 WIB dan langsung menarik perhatian warga sekitar serta pengguna KRL yang kebetulan melintas di jalur tersebut. Petugas dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat merespons cepat laporan itu dengan mengerahkan lima unit mobil pemadam ke lokasi kejadian.
“Betul (ada kebakaran). (Kondisi) sudah (padam),” ujar seorang petugas Command Center Sudin Gulkarmat Jakbar saat dikonfirmasi. Operasi pemadaman dimulai sekitar pukul 14.34 WIB dan berhasil dituntaskan pada pukul 15.00 WIB.
Objek yang terbakar diketahui merupakan lapak barang bekas, yang berada cukup dekat dengan rel kereta api kurang dari 50 meter dari jalur aktif KRL. Meski belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran, insiden ini menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan area di sekitar infrastruktur publik vital.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat kobaran api membumbung tinggi, disertai asap hitam pekat yang membatasi jarak pandang. Situasi itu sempat mencemaskan karena sebuah rangkaian kereta commuter line terlihat melintas tidak jauh dari titik kebakaran.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau luka akibat insiden tersebut. Namun, kedekatan lokasi kebakaran dengan jalur rel mengindikasikan adanya risiko tinggi jika api tidak segera dikendalikan.
Pakar transportasi publik menyatakan bahwa kebakaran seperti ini dapat menimbulkan gangguan serius terhadap operasional kereta dan keselamatan penumpang.
“Kejadian ini menjadi catatan penting bagi pengelola wilayah dan otoritas perkeretaapian untuk menertibkan zona-zona rawan di sekitar rel aktif,” ujar seorang pengamat keselamatan transportasi.
Kawasan sekitar Stasiun Angke memang dikenal padat aktivitas dan memiliki sejumlah lapak serta pemukiman semi permanen. Kondisi ini menyulitkan pemantauan dan membuat kawasan rentan terhadap kejadian seperti kebakaran.
Masyarakat pun berharap agar ada langkah preventif dari pemerintah kota dan instansi terkait untuk mencegah peristiwa serupa terjadi kembali, mengingat potensi bahayanya bagi warga dan pengguna transportasi massal. []
Diyan Febriana Citra.