JAKARTA – Gelombang demonstrasi dari ribuan pengemudi ojek online (ojol) kembali menggema di pusat ibu kota. Senin (21/07/2025), sekitar 50.000 pengemudi ojol, driver taksi daring, serta kurir lintas platform melakukan aksi protes di sekitar kawasan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Aksi yang mereka sebut sebagai “Aksi Kebangkitan Jilid II Transportasi Online Nasional 217” ini turut disertai seruan mogok massal alias offbid.
Untuk menjamin ketertiban umum selama berlangsungnya unjuk rasa, sebanyak 1.632 personel kepolisian dikerahkan oleh pihak kepolisian. Pengamanan melibatkan personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, serta jajaran Polsek setempat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, menegaskan bahwa para petugas yang diturunkan telah siap menjalankan tugas secara profesional. Dalam apel pengamanan di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat, ia menyampaikan pesan kepada massa agar menjaga ketertiban saat menyampaikan pendapat.
“Petugas akan melayani saudara-saudara kita dengan humanis dan profesional, namun tetap tegas dalam menjalankan tugas. Kami hadir untuk memastikan semuanya aman dan lancar,” ujar Kombes Susatyo.
Ia juga menambahkan imbauan penting agar aksi tidak menimbulkan gangguan publik, seperti provokasi, tindakan anarkistis, atau perusakan fasilitas umum.
“Kami mohon kepada saudara-saudara yang akan berunjuk rasa agar menyampaikan pendapat dengan santun, tidak memprovokasi, dan tidak melawan petugas. Jangan membakar ban atau merusak fasilitas umum,” katanya.
Aksi ini dipelopori oleh Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, yang menyoroti berbagai permasalahan yang dihadapi para mitra pengemudi transportasi daring. Ketua Umum Garda, Raden Igun Wicaksono, menyebut aksi dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan para aplikator yang dinilai merugikan para mitra pengemudi.
“Sekitar 50.000 pengemudi transportasi online secara gabungan roda dua ojol, roda empat driver online, dan kurir online lintas platform aplikasi akan melakukan demo besar kembali pada Senin, 21 Juli 2025,” kata Igun.
Ia menyebut para pengemudi telah sepakat untuk melakukan pemadaman aplikasi (offbid) sebagai bentuk tekanan terhadap perusahaan platform transportasi daring. Selain berunjuk rasa di Istana, sebagian pengemudi disebut akan mematikan aplikasi sebagai bentuk mogok massal.
“Korban aplikator sebagai pelaksana Aksi 217 menghimbau kepada masyarakat pengguna ojol, taksi online, dan kurir online agar bersiap dan menyesuaikan kebutuhan transportasi,” ujar Igun.
Pihak kepolisian pun mengingatkan masyarakat untuk menghindari area sekitar Monas dan Istana Merdeka demi menghindari kemacetan lalu lintas selama aksi berlangsung.
Aksi ini mencerminkan dinamika sosial di sektor transportasi daring yang terus berkembang pesat namun belum sepenuhnya terlindungi oleh regulasi yang berpihak pada kesejahteraan para pengemudi. Pemerintah dan para aplikator pun diharapkan segera membuka ruang dialog untuk mencari solusi yang berkeadilan bagi semua pihak. []
Diyan Febriana Citra.