Bus Tambang Terguling di Rusia, 14 Orang Meninggal

Bus Tambang Terguling di Rusia, 14 Orang Meninggal

YAKUTIA — Dunia pertambangan di Rusia kembali berduka setelah sebuah bus yang mengangkut puluhan pekerja tambang mengalami kecelakaan tragis pada Minggu dini hari (20/07/2025). Insiden tersebut terjadi di wilayah Yakutia, kawasan terpencil di Timur Jauh Rusia, dan mengakibatkan 14 orang meninggal dunia di tempat, termasuk sang pengemudi.

Bus yang digunakan untuk mengangkut para pekerja tambang tersebut diketahui tergelincir dan terjun ke dalam jurang sedalam sekitar 25 meter. Menurut informasi dari Kementerian Dalam Negeri Rusia, kendaraan jenis NEFAZ 4208-34 itu awalnya melaju di jalan raya teknologi GOK Denisovskiy, sebelum keluar jalur dan terguling ke dasar jurang.

“Menurut data awal, pengemudi kendaraan NEFAZ 4208-34 keluar jalur, kemudian terbalik dari ketinggian sekitar 25 meter,” tulis pernyataan resmi kementerian, pada Senin (21/07/2025).

Dalam bus tersebut, terdapat sekitar 36 orang pekerja tambang yang sedang dalam perjalanan menuju atau dari lokasi kerja. Sayangnya, 14 orang dinyatakan tewas di tempat, termasuk sopir bus. Sementara itu, tujuh korban lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dilaporkan menderita patah tulang dan cedera serius lainnya. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan intensif.

Hingga saat ini, otoritas setempat masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab pasti kecelakaan. Namun belum ada penjelasan lebih lanjut apakah kecelakaan terjadi akibat faktor teknis kendaraan, kondisi pengemudi, atau cuaca ekstrem yang sering kali melanda wilayah Yakutia.

Insiden ini bukan pertama kalinya terjadi di wilayah tambang terpencil Rusia. Kondisi geografis yang menantang, medan berat, dan jarak tempuh yang panjang sering kali menjadi tantangan tersendiri dalam menjamin keselamatan transportasi para pekerja tambang. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Rusia memang telah berupaya meningkatkan keselamatan transportasi pekerja di wilayah industri, namun insiden ini menunjukkan bahwa risiko masih tinggi.

Perusahaan tambang terkait juga belum memberikan pernyataan resmi atas tragedi tersebut. Namun, pihak berwenang memastikan bahwa keluarga korban telah dihubungi dan proses identifikasi jenazah tengah berlangsung.

Kecelakaan ini menjadi pengingat bahwa sektor pertambangan, selain menghadapi bahaya di bawah tanah, juga menyimpan risiko tinggi dalam hal logistik dan transportasi. Tragedi ini diharapkan mendorong evaluasi serius terhadap standar keselamatan kerja di sektor vital ini. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional