OMC Efektif Tekan Karhutla di Riau dan Sekitarnya

OMC Efektif Tekan Karhutla di Riau dan Sekitarnya

JAKARTA – Dalam upaya menangkal ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus mengintai sejumlah provinsi di Sumatera, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) secara intensif sejak 21 Juli 2025. Kegiatan ini bukan hanya menunjukkan hasil menggembirakan di Riau, tapi juga memperlihatkan dampak lintas wilayah melalui hujan buatan yang efektif menurunkan risiko kebakaran.

OMC bukanlah upaya biasa, melainkan hasil dari pendekatan ilmiah dengan dukungan teknologi canggih serta sinergi antarinstansi. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa salah satu metode utama dalam operasi ini adalah penyemaian awan menggunakan bahan garam (NaCl). Hingga Jumat pagi (25/07/2025), sebanyak 23 kali penyemaian telah dilakukan dengan total 20,8 ton garam tersebar di langit Riau.

“Langkah ini terbukti efektif dalam meredam titik-titik panas serta mempercepat pemadaman kebakaran di sejumlah wilayah Riau,” ujar Dwikorita, Sabtu (26/07/2025).

Wilayah-wilayah rawan seperti Rokan Hulu dan Rokan Hilir menjadi prioritas dalam penyemaian. Hujan intensitas sedang hingga lebat berhasil mengguyur wilayah tersebut, bahkan dampaknya menjangkau hingga perbatasan Sumatera Barat.

Keberhasilan OMC turut diperkuat oleh data BMKG yang menunjukkan tidak ada lagi hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang atau tinggi di wilayah Riau pada Jumat pagi. Hasil ini menjadi bukti konkret bahwa pendekatan ilmiah mampu memberikan dampak langsung dalam upaya pencegahan karhutla.

Tak hanya itu, citra radar BMKG menunjukkan hujan turun di Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, mengindikasikan bahwa penyemaian awan tidak hanya berdampak lokal, melainkan juga memiliki efek regional.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menegaskan pentingnya sinergi berbasis data dan kolaborasi lintas sektor dalam menjalankan OMC. “Ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis data dan teknologi dapat secara signifikan menekan risiko karhutla,” ujarnya.

OMC juga telah diperluas ke provinsi lain yang masuk dalam zona siaga karhutla. Di Kalimantan Barat, operasi dimulai sejak akhir Juli dengan hasil awal menunjukkan hujan ringan. Di Sumatera Barat, OMC berlangsung 25–29 Juli 2025 menggunakan pesawat Grand Caravan 208B, sementara di Sumatera Utara, kegiatan serupa digelar pada 26–31 Juli 2025 dengan armada Casa 212-200 milik TNI AU. Untuk Jambi, OMC dilakukan pada 25–31 Juli 2025 menggunakan pesawat Thrush S2R-T34, sedangkan Sumatera Selatan dijadwalkan mulai 26–31 Juli 2025, meski masih menunggu surat instruksi dari Kepala BNPB.

Langkah terpadu ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani karhutla secara sistemik, bukan hanya berbasis reaksi, tetapi lebih pada pencegahan berbasis teknologi dan koordinasi lintas wilayah. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional