Akses Jalan Desa Migas di Kukar Jadi Sorotan DPRD Kaltim

Akses Jalan Desa Migas di Kukar Jadi Sorotan DPRD Kaltim

PARLEMENTARIA – Kondisi infrastruktur jalan di Desa Salo Cella, Kecamatan Muara Badak, kembali menjadi sorotan. Meski berada di wilayah penghasil minyak dan gas (Migas), akses utama menuju desa ini masih berupa jalan tanah yang belum diperkeras. Situasi tersebut menuai perhatian dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) daerah pemilihan Kutai Kartanegara, Baharuddin Demmu.

Menurut Baharuddin, kondisi jalan tersebut menyulitkan mobilitas warga, terlebih saat musim hujan. “Desa Salo Cella itu termasuk kawasan penghasil Migas. Jangan sampai dilupakan Pemkab Kukar maupun Pemprov Kaltim. Kasihan masyarakat Salo Cella, setiap hari harus berkutat dengan jalan berupa tanah. Jika kering berdebu, sedangkan di musim hujan menjadi kubangan lumpur,” ujarnya, Selasa (8/7/2025).

Ia menceritakan pengalamannya saat kunjungan sosialisasi peraturan pada Senin (30/6/2025). Kala itu, ia menyaksikan langsung kendaraan warga terjebak di lumpur akibat kondisi jalan yang masih mentah. Hal ini semakin menegaskan pentingnya percepatan pengerasan dan peningkatan kualitas jalan di wilayah tersebut.

Baharuddin mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Kaltim sejatinya sudah menyalurkan bantuan keuangan mencapai Rp25 miliar untuk pembangunan jalan menuju Salo Cella sejak 2021 hingga 2023. Namun, status jalan sebagai jalan kabupaten membuat pelaksanaan pembangunan menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Kondisi jalan Desa Salo Cella itu sangat memprihatinkan. Sebagai anggota DPRD Kaltim, sebenarnya upaya-upaya kami di provinsi juga sudah luar biasa. Bahkan sudah pernah ada sebanyak tiga kali anggaran disalurkan bantuan keuangan. Sejak 2021, 2022, serta 2023, anggaran mencapai Rp25 miliar. Hanya persoalannya, ini kan status jalannya kabupaten,” jelasnya.

Baharuddin menyayangkan minimnya peran Pemkab Kukar dalam mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jalan tersebut. Menurutnya, pembangunan jalan kabupaten sejauh delapan kilometer yang menghubungkan jalan provinsi dengan pusat desa seharusnya menjadi prioritas utama.

“Sekarang kan jalan menuju Salo Cella itu sudah dicor dengan dana provinsi sebesar Rp25 miliar yang digelontorkan melalui tiga kali anggaran. Nah prihatinnya saya, kenapa Kukar tidak menganggarkan? Padahal itu jalan kabupaten,” tegasnya.

Selain menyoroti Salo Cella, Baharuddin juga mengimbau Pemkab Kukar untuk memberi perhatian lebih pada kawasan pesisir lainnya yang memiliki kondisi serupa. Ia bahkan telah menyampaikan aspirasi tersebut kepada Wakil Gubernur Kaltim agar pembangunan infrastruktur dasar di pesisir tidak tertinggal.

“Khusus Salo Cella itu kan kampung tua, kaya potensi alam sebagai daerah penghasil Migas. Tapi kenapa perbaikan jalannya tidak diprioritaskan? Apalagi kan tidak begitu banyak. Karena sebagian besar jalan Salo Cella itu masuk kawasan PHSS (PT Pertamina Hulu Sanga Sanga). Jadi tidak banyak ruas jalan umum di Salo Cella, semestinya bisa dicor Pemkab Kukar,” jelasnya.

Dengan kepemimpinan bupati dan wakil bupati Kukar yang baru, ia berharap ada langkah konkret untuk menuntaskan permasalahan ini. Perbaikan jalan dinilai akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian warga serta memperlancar aktivitas masyarakat yang selama ini terhambat oleh buruknya akses transportasi darat. []

Penulis: Muhamaddong | Penyunting: Agnes Wiguna

Advertorial DPRD Kaltim