JAKARTA – Peringatan Hari Tani Nasional pada 24 September 2025 diperkirakan berlangsung panas. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) memastikan ribuan petani dari berbagai daerah akan menggelar aksi serentak, menuntut pemerintah segera menuntaskan persoalan agraria yang dianggap tidak pernah benar-benar selesai.
Sedikitnya 25 ribu petani disebut siap bergerak. Sekitar 12 ribu akan menuju Jakarta, sementara belasan ribu lainnya melakukan aksi di sejumlah daerah, mulai dari Aceh Utara, Medan, Palembang, Jambi, Bandar Lampung, Semarang, Blitar, Jember, Makassar, Palu, Sikka, Kupang, hingga Manado.
Sekretaris Jenderal KPA, Dewi Kartika, menegaskan aksi tahun ini membawa sembilan tuntutan utama yang berakar dari 24 persoalan struktural agraria. Ia menyebut ketimpangan penguasaan tanah semakin tajam, sementara rakyat kecil semakin kesulitan mendapatkan akses.
“Ketimpangan penguasaan tanah semakin parah. Satu persen kelompok elit menguasai 58 persen tanah dan sumber produksi, sementara 99 persen rakyat berebut sisanya,” ujar Dewi dalam keterangan tertulis, Minggu (21/09/2025).
KPA mencatat dalam satu dekade terakhir, konflik agraria meluas hingga 7,4 juta hektar dan berdampak pada 1,8 juta keluarga yang kehilangan tanah serta mata pencaharian. Dewi menuding berbagai proyek pemerintah, seperti food estate, proyek strategis nasional, bank tanah, dan kawasan ekonomi khusus, justru memperburuk kondisi.
Menurutnya, Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) yang dibentuk sejak era Presiden Joko Widodo tidak mampu menjawab persoalan mendasar. Alih-alih membawa solusi, petani disebut semakin terpinggirkan.
Di sisi lain, pemerintah mengeklaim kondisi pertanian nasional tengah menunjukkan capaian positif. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan produksi beras tahun 2025 diproyeksikan mencapai 34 juta ton, dengan cadangan beras nasional menembus 4,2 juta ton, tertinggi sejak Indonesia merdeka.
“Pertama, kita lihat produksi khususnya beras hingga Oktober 2025 mencapai 31 juta ton. Ini proyeksi BPS. Estimasi kita 34 juta ton di 2025. Dan ini merupakan hasil kerja keras kita semua, termasuk support dari Komite II DPD RI,” kata Amran, Senin (15/09/2025), dalam rapat kerja bersama DPD.
Ia juga menekankan bahwa sektor pertanian tercatat sebagai penyumbang pertumbuhan PDB tertinggi pada kuartal I 2025 dengan kenaikan 10,52 persen year-on-year. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat ke angka 123,57 yang disebut sebagai bukti kesejahteraan petani semakin baik.
Pemerintah bahkan mendapat pengakuan dari FAO yang memproyeksikan produksi pangan Indonesia bisa menembus 35,6 juta ton. Namun, capaian angka-angka tersebut justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang dirasakan banyak petani kecil di lapangan, yang masih menghadapi ancaman kehilangan tanah, konflik dengan korporasi, serta ketidakpastian masa depan.
Kontras antara data pemerintah dan keluhan petani inilah yang diperkirakan akan menjadi sorotan dalam aksi Hari Tani Nasional 2025. []
Diyan Febriana Citra.