TIRANA – Albania tengah menjadi sorotan global setelah Perdana Menteri Edi Rama memperkenalkan kebijakan yang tidak biasa, menunjuk kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari kabinet pemerintah. Pada Jumat (12/09/2025), Rama meresmikan Diella, sistem berbasis AI, sebagai Menteri AI untuk bidang pengadaan publik.
Langkah ini menjadi babak baru dalam eksperimen politik modern. Bagi Rama, Diella bukan sekadar perangkat teknologi, melainkan simbol tekad pemerintah dalam membersihkan proses tender negara Balkan tersebut dari praktik-praktik korupsi.
“Kami bekerja dengan tim brilian, baik dari Albania maupun internasional untuk menciptakan model AI pertama dalam pengadaan publik. Kami ingin menghapus pengaruh tak sehat dalam lelang, sekaligus membuat proses lebih cepat, efisien, dan transparan,” kata Rama, Sabtu (13/09/2025).
Nama Diella, yang berarti “matahari” dalam bahasa Albania, dipilih untuk mencerminkan harapan baru. Meski konstitusi menegaskan bahwa seorang menteri haruslah warga negara berusia minimal 18 tahun dengan kondisi mental sehat, Rama tetap melangkah dengan berani. Menurutnya, keberadaan Diella adalah pesan politik yang kuat birokrasi harus bertransformasi, atau akan tertinggal oleh perubahan zaman.
Sebelumnya, Diella sudah berperan melalui platform e-Albania, yang melayani lebih dari satu juta aplikasi dokumen resmi. Dengan rekam jejak tersebut, kini perannya diperluas untuk mengawasi sektor pengadaan publik area yang sering menjadi titik rawan penyalahgunaan wewenang.
Pakar hukum dari King’s College London, Dr Andi Hoxhaj, menyebut inisiatif ini berpotensi revolusioner. Menurutnya, jika diprogram dengan benar, AI dapat menilai kelayakan perusahaan secara obyektif, transparan, dan bebas intervensi. Hal itu dinilai sejalan dengan misi besar Albania yang sedang mempercepat negosiasi aksesi Uni Eropa, di mana pemberantasan korupsi menjadi syarat utama.
Meski demikian, kritik tetap bermunculan. Partai oposisi menyebut kebijakan Rama inkonstitusional bahkan konyol. Dari dunia usaha, muncul pula keraguan apakah langkah ini benar-benar substansial atau hanya pertunjukan politik. Pendiri Balkans Capital, Aneida Bajraktari Bicja, berkomentar, Ini bisa saja hanya simbolisme. Namun, ia juga menambahkan, jika dijalankan dengan konsisten, Menteri AI dapat menjadi instrumen penting untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Rama sendiri tidak menampik adanya unsur publisitas, tetapi ia menekankan manfaat lebih besar dari penunjukan tersebut. “Hal ini memberi tekanan pada lembaga nasional lainnya untuk bertindak berbeda. Itulah keuntungan terbesar dari menteri ini,” ujarnya.
Kehadiran Diella menandai keberanian Albania untuk melompat keluar dari kerangka birokrasi konvensional. Terlepas dari pro dan kontra, eksperimen politik ini mengirim pesan bahwa teknologi bukan hanya tentang efisiensi, melainkan juga sarana strategis dalam membangun tata kelola yang bersih, transparan, dan kredibel di panggung internasional. []
Diyan Febriana Citra.